Dolar Ikut Terpangkas Imbas Penurunan Peringkat AS

Dolar AS. Foto: dok MI.

Dolar Ikut Terpangkas Imbas Penurunan Peringkat AS

Husen Miftahudin • 20 May 2025 08:04

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) merosot pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), mencapai titik terendah dalam lebih dari satu minggu terhadap mata uang safe haven yen, franc Swiss, dan euro.
 
Tertekan mata uang Negeri Paman Sam itu akibat penurunan peringkat kredit Pemerintah AS yang mengejutkan pada Jumat malam, 16 Mei 2025, bahkan ketika ketegangan perdagangan juga membebani.
 
Mengutip Xinhua, Selasa, 20 Mei 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,66 persen menjadi 100,426.
 
Tindakan Moody's memangkas peringkat kredit AS satu tingkat mulai membuat nilai tukar dolar jatuh. Moody's mengutip kekhawatiran tentang tumpukan utang Pemerintah AS yang terus bertambah hingga USD36 triliun.
 
Langkah tersebut mengikuti tindakan serupa oleh Fitch pada musim panas 2023, dan penurunan peringkat S&P pada 2011. Berita itu langsung membuat dolar ambruk terhadap mata uang utama lainnya.
 
Padahal dalam empat minggu berturut-turut, dolar AS sedang menguat kencang, didorong oleh meningkatnya optimisme terhadap kesepakatan perdagangan AS dan mencairnya hubungan dengan Tiongkok yang meredakan kekhawatiran akan resesi global. Namun dari perdagangan pagi hingga sesi sore, penjualan dolar kehilangan tenaga.
 

Baca juga: Moody’s Turunkan Peringkat Kredit AS di Tengah Tekanan Fiskal


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Pergerakan mata uang utama dunia

 
Adapun, dolar AS jatuh ke 144,665 yen, level terendah sejak 8 Mei, dan terakhir turun 0,5 persen pada 144,98. Dolar AS juga jatuh ke level terlemahnya dalam lebih dari seminggu terhadap mata uang Swiss pada 0,8317 franc.
 
Sementara itu, euro naik 0,6 persen terhadap dolar menjadi USD1,1232, dimana sebelumnya naik ke level tertinggi sejak 9 Mei.
 
Nilai tukar pound sterling juga menguat terhadap dolar AS, naik 0,6 persen menjadi USD1,3355. Sebelumnya pada sesi tersebut, pound sterling naik ke level tertinggi sejak 30 April, karena Inggris menyetujui pemulihan hubungan pertahanan dan perdagangan paling signifikan dengan Uni Eropa sejak Brexit pada Senin.
 
Dalam mata uang lainnya, dolar Australia naik 0,66 persen pada USD0,6444 setelah tiga hari penurunan menjelang pengumuman kebijakan Reserve Bank of Australia pada Selasa, dengan pemotongan seperempat poin diharapkan secara luas. Sedangkan dolar Selandia Baru juga menguat 0,5 persen menjadi USD0,5911.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)