Ketegangan AS–Tiongkok Mereda, Trump Akan Kunjungi Beijing Tahun Depan

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. (Anadolu Agency)

Ketegangan AS–Tiongkok Mereda, Trump Akan Kunjungi Beijing Tahun Depan

Willy Haryono • 25 November 2025 12:12

Washington: Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menunjukkan tanda-tanda perbaikan pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump berbicara melalui telepon dengan Presiden Xi Jinping dan menerima undangan untuk berkunjung ke Beijing pada April tahun depan. Trump mengatakan percakapan tersebut mencakup isu perang Rusia–Ukraina, ekspor pertanian AS, fentanyl, serta komitmen untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.

Dalam unggahan di Truth Social yang dikutip Yeni Safak, Selasa, 25 November 2025, Trump menyebut kedua pihak telah mencapai kemajuan sejak KTT Oktober di Busan, Korea Selatan, ketika keduanya menyepakati pengaturan satu tahun terkait perdagangan dan tarif. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama pertanian bagi petani kedua negara dan mengundang Xi untuk melakukan kunjungan balasan ke Washington pada akhir tahun ini.

Sementara itu, media pemerintah Tiongkok menyoroti bagian berbeda dari percakapan tersebut. Presiden Xi menegaskan bahwa “kembalinya Taiwan” ke Tiongkok merupakan bagian dari kerangka pasca-Perang Dunia II dan mendesak Washington untuk membantu menjaga hasil kemenangan perang tersebut.

Taiwan tetap menjadi isu paling sensitif dalam hubungan Beijing–Washington. Beijing menganggap pulau itu sebagai provinsi yang menunggu penyatuan kembali, sedangkan Taipei menegaskan pemerintahan mandirinya sejak 1949. AS sendiri mempertahankan dukungan pertahanan Taiwan melalui Taiwan Relations Act dan Six Assurances.

Ketegangan regional juga turut melibatkan Jepang, sekutu utama AS yang menampung lebih dari 50.000 tentara Amerika. Perdana Menteri Sanae Takaichi memperingatkan bahwa serangan Tiongkok terhadap Taiwan dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup Jepang. Beijing merespons dengan mengancam pembatasan perjalanan, perdagangan, dan pelarangan impor makanan laut dari Jepang.

Dalam percakapan telepon tersebut, Xi juga menyinggung konflik Rusia–Ukraina dan mengatakan Tiongkok mendukung upaya yang dapat membuka ruang dialog serta mengurangi konfrontasi. Sebuah proposal negosiasi yang didukung AS saat ini sedang dibahas di Jenewa dengan partisipasi Washington, Kyiv, dan sejumlah ibu kota Eropa.

Xi menilai pertemuan Busan merupakan titik balik yang membantu menyesuaikan arah hubungan Tiongkok–AS dan meminta kedua negara memperluas kerja sama sembari mengurangi konflik, dengan alasan stabilitas global akan diuntungkan jika dua ekonomi terbesar dunia menjalin hubungan konstruktif.

Menurut laporan The Wall Street Journal, Xi yang memulai panggilan tersebut — sebuah langkah diplomatik yang dinilai tidak biasa. Para analis menilai, Beijing berupaya meredakan ketegangan dan mendorong Washington semakin patuh pada kebijakan Satu Tiongkok. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  Tiongkok Mulai Longgarkan Aturan Ekspor Tanah Jarang, Sudah Damai dengan AS?

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)