Pramono Soroti Ketidakadilan Akses Air Bersih di Muara Angke

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. MI/Farhan

Pramono Soroti Ketidakadilan Akses Air Bersih di Muara Angke

Achmad Zulfikar Fazli • 3 December 2025 13:07

Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai warga, khususnya di kawasan Muara Angke, yang harus membayar untuk mendapatkan air bersih merupakan bentuk ketidakadilan. Dia meminta PAM Jaya agar capaian air bersih di Jakarta bisa berada di atas 85 persen pada 2026 dan mencapai 100 persen pada 2029.

“Sekarang ini memang peningkatannya signifikan, tetapi menurut saya belum cukup, termasuk yang di Angke tadi, daerah yang, mohon maaf, yang sebenarnya lebih membutuhkan air bersih, tetapi mereka harus membayar. Menurut saya, yang seperti ini tidak fair (adil),” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu, 3 Desember 2025.

Sebelumnya, Perumda PAM Jaya membangun jaringan air minum perpipaan yang langsung mengalir ke rumah warga di RW 22, Kampung Nelayan, Muara Angke, untuk menyediakan air bersih setelah penantian bertahun-tahun.

"Kami hadir untuk memberikan solusi. Warga Muara Angke berhak mendapatkan akses air minum perpipaan yang layak, stabil, dan terjangkau," kata Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin.
 

Baca Juga: 

Penuhi Kebutuhan Air Bersih di Muara Angke, Pramono Dorong PAM Jaya Perluas Pipanisasi



Ilustrasi air bersih. MI/Pius Erlangga

Menurut dia, pembangunan akses air perpipaan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi upaya mewujudkan keadilan akses air bagi seluruh warga Jakarta. Termasuk, warga yang selama ini belum terlayani.

Selama bertahun-tahun, kata dia, warga RW 22, Kampung Nelayan, Muara Angke, menghadapi kesulitan akses air bersih, dan mereka harus mengeluarkan hingga Rp1 juta per bulan untuk membeli air layak pakai.

Dia menuturkan kondisi air tanah yang payau membuat warga bergantung pada air olahan sederhana dari RW atau pedagang keliling yang menjual air seharga Rp2.000 hingga Rp3.000 per jeriken.

Beban biaya itu dinilai sangat berat bagi warga. Setelah situasi itu ramai dibicarakan publik, PAM JAYA turun ke lapangan untuk mengecek kondisi di lokasi, dan diketahui wilayah tersebut belum terhubung dengan jaringan perpipaan.

Arief mengatakan respons warga sangat positif, dan sebanyak 200 warga sudah mendaftar sambungan baru dari total potensi sekitar 1.700 rumah. Pendaftaran ini menunjukkan harapan besar warga bahwa beban biaya air bersih yang selama ini mereka tanggung segera berkurang. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Achmad Zulfikar Fazli)