Ketua KPK Firli Bahuri. Dok. KPK
Candra Yuri Nuralam • 2 November 2023 18:05
Jakarta: Pihak mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap Polda Metro Jaya tidak memberikan karpet merah untuk Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dalam kasus dugaan pemerasan. Semua orang harus sama di mata hukum.
"Saya kira enggak boleh, semua orang sama. Setiap masyarakat memiliki kedudukan hukum yang sama," kata pengacara SYL, Djamaluddin Koedoeboen, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis, 2 November 2023.
Djamaluddin berharap penyidik Polda Metro Jaya menuntaskan perkara tersebut. Apalagi, kata dia, kasusnya sudah menarik perhatian publik.
Kubu SYL juga berharap Dewan Pengawas (Dewas) KPK tegas ke Firli. Dugaan pelanggaran etik kabar pemerasan dan pertemuan dengan eks Mentan harus diusut tuntas.
"Kita berharap Dewas juga punya taringlah untuk bisa menemukan sebuah fakta dan kebenaran," ucap Djamaluddin.
Penyidik menggeledah dua rumah Firli di Jalan Kertanegara Nomor 46, Jakarta Selatan, dan Villa Galaxy Bekasi, Jaka Setia, Bekasi Selatan, Jawa Barat, pada Kamis, 26 Oktober 2023. Polisi membawa koper dari rumah di Jalan Kertanegara. Namun, belum dirinci apa saja yang dibawa dari rumah di kawasan elite itu.
Penggeledahan dilakukan setelah memeriksa Firli Bahuri di Gedung Bareskrim Polri pada Selasa, 24 Oktober 2023. Hasil pemeriksaan oleh penyidik gabungan Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dan Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor) Bareskrim Polri adalah Firli mengakui pernah bertemu dengan Syahrul di Lapangan Badminton GOR Tangki, Sawah Besar, Jakarta Barat pada Maret 2022.
Namun, polisi belum membeberkan apa saja pembicaraan dalam pertemuan itu, termasuk nilai uang terkait pemerasan. Sebab, itu masuk materi penyidikan.
Status Firli juga masih saksi. Dia akan kembali diperiksa penyidik dalam waktu dekat.