Capim dan Dewas KPK Punya Relasi Politik, PBHI: Rawan Intervensi

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Capim dan Dewas KPK Punya Relasi Politik, PBHI: Rawan Intervensi

Ficky Ramadhan • 6 October 2024 23:57

Jakarta: Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menyebut bahwa terdapat relasi antara para panitia seleksi (pansel), calon pimpinan (capim), dan calon dewan pengawas (dewas) KPK dengan sejumlah elite politik. Pperwakilan dari PBHI Aldeta Oktaviyani menilai, mereka rawan diintervensi.

"Kami menilai bahwa Dewas KPK justru menyalahi konsep pengawasan karena masuk dalam sistem pro justicia dengan memberikan kewenangan dengan dalih persetujuan pada perkembangan penanganan dan upaya paksa," kata Aldeta dalam diskusi yang digelar Koalisi masyarakat sipil Antikorupsi, di Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.

"Jadi, dengan kata lain Dewas itu mengebiri kewenangan penyidik KPK dan dia memperpanjang alur birokrasi pro justicia. Sehingga kita tahu bahwa akhirnya ada kewenangan SP3 yang dia bisa mengintervensi perkara korupsi," tambahnya.

Intervensi ini bisa saja terjadi kapan saja. Aldeta mengatakan, tak cuma capim dan calon dewas. Pansel juga dinilai punya afiliasi dengan kekuasaan.
 

Baca juga: 

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Sebut Capim KPK Masih Banyak Masalah



Aldeta lalu menyebut nama Ketua Pansel KPK, Muhammad Yusuf Ateh dekat dengan keluarga dari Presiden Jokowi. Tidak cuma itu, Ateh juga dekat dengan dua capim KPK yakni I Nyoman Wara serta Michael Rolandi.

"Ketua Pansel ternyata kami temukan itu bahwa dia dekat dengan keluarganya Jokowi dan dia juga memiliki relasi kuat dengan calon pimpinan KPK," ujarnya.

Begitu juga dengan Wakil Ketua Pansel KPK, Arif Satria. Dirinya juga dinilai dekat dengan Jokowi terutama ketika menjabat sebagai Rektor IPB.

"Sewaktu jadi Rektor IPB dia juga dekat dengan keluarga Jokowi," tuturnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)