Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Naik ke Rp15.704/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Naik ke Rp15.704/USD

Husen Miftahudin • 1 March 2024 17:07

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 Maret 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.704 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 15 poin atau setara 0,10 persen dari posisi Rp15.719 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin depan akan mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.690 per USD hingga Rp15.740 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.

Ia pun membeberkan penyebab suksesnya rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 

Harapan inflasi AS bakal turun


Data PCE menempatkan penurunan suku bunga di Juni sebagai fokus, namun risiko tetap ada. Data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed turun seperti yang diharapkan pada Januari.

Angka tersebut memicu harapan inflasi akan turun dalam beberapa bulan mendatang dan memberikan dorongan yang cukup bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada Juni mendatang.

Namun alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang hanya sedikit meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada Juni, sementara pertaruhan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

"Sejumlah pejabat Fed juga memperingatkan inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakannya yang menunjukkan bahwa kenaikan inflasi di masa depan kemungkinan akan mengurangi prospek penurunan suku bunga di Juni," jelas Ibrahim.

Data resmi PMI menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok menyusut selama lima bulan berturut-turut di Februari. Data yang lemah ini sebagian besar mengimbangi data yang menunjukkan beberapa perbaikan dalam aktivitas non-manufaktur, meskipun peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh belanja konsumen yang lebih tinggi selama liburan Tahun Baru Imlek sebuah tren yang mungkin akan berkurang dalam beberapa bulan mendatang.

Survei swasta terpisah menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok berkembang pada Februari. Namun data resmi menunjukkan perusahaan manufaktur terbesar Tiongkok masih berada di bawah tekanan akibat lemahnya permintaan lokal dan luar negeri.

Baca juga: Beras Picu Inflasi Tahunan Capai 2,75% di Februari 2024
 

Indonesia cetak inflasi 0,37% di Februari


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2024 Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,58.

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2024 terhadap Februari 2023) tercatat 2,75 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,41 persen.

Tingkat inflasi bulanan Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun lalu. Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00 persen mtm dengan andil 0,29 persen.

Dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar, yaitu beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, serta komoditas daging ayam ras 0,02 persen. Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi 0,04 persen, tomat 0,03 persen, serta cabai rawit 0,02 persen.

Selanjutnya, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 26 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Februari 2024 terjadi di Provinsi Sumatra Barat sebesar 1,17 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 1,19 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)