Ketum Kadin Anindya Bakrie (kiri). Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 23 November 2024 16:41
Jakarta: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyatakan, perdagangan, investasi berkelanjutan, dan teknologi hijau adalah bidang-bidang utama yang menjadi kesepakatan Kemitraan Strategis Baru Indonesia-Inggris yang akan diluncurkan pada 2025. Berbagai investasi asing (foreign direct investment/FDI) itu harus dapat menciptakan lapangan kerja.
Hal itu disampaikan Anindya dalam sambutannya di acara Forum Investasi Indonesia 2024 (Indonesia Investment Forum/IIF) di Hotel Raffles, di The OWO, 57 Whitehall, London SW1A 2BX, Inggris. Menurut dia, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) agar bisa terserap lapangan pekerjaan dari investasi yang ditanamkan di Indonesia.
“Terutama di sektor-sektor yang menghasilkan peluang-peluang ekonomi, dan kita juga harus mempersiapkan tenaga kerja kita untuk lingkup kerja energi hijau dan digitalisasi,” kata Anindya melalui keterangan tertulis, Sabtu, 23 November 2024.
Tak hanya lapangan pekerjaan, investasi yang ditanamkan di Indonesia juga harus berorientasi pada ekspor. Indonesia harus mampu memanfaatkan lokasi strategis agar bisa meningkatkan daya saing di tingkat global.
Indonesia juga memfokuskan pada pengembangan proyek energi terbarukan dan hilirisasi industri. Hal itu terlihat dalam komitmen yang dibuat pemerintah.
“Indonesia telah membuat komitmen yang kuat termasuk penyebaran 100 GW energi baru selama 5 tahun ke depan dengan 75 persen berasal dari energi terbarukan,” ungkap.
Selain itu, Indonesia fokus pada investasi ramah lingkungan. Sebab, ada rencana reboisasi besar-besaran untuk memulihkan 12 juta hektare lahan terdegradasi di seluruh Indonesia.
“Dan akhirnya, kami akan membangun pasar karbon terverifikasi di Indonesia untuk memobilisasi aliran dana dari Global North (Utara) ke Global South (Selatan),” sebut dia.
Acara bertema Indonesia's Investment Landscape: What Next? ini dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Desra Percaya. Turut hadir sebagai pembicara adalah Executive Chairman Tony Blair Institute of for Global Change Sir Tony Blair, dan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani.
Rosan menyampaikan, IIF dan forum-forum sejenis lainnya menjadi sangat penting dan krusial bagi Indonesia. Sebab, dinilai sebagai upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Kita perlu kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak seperti foreign party (pihak asing) dan foreign investment (investasi asing). Tentu selain investasi, untuk capai target 8 persen juga tetap (berasal) dari konsumsi (dalam negeri), dari belanja pemerintah, dan tetap dari ekspor,” jelas Rosan.
Rosan menekankan Indonesia perlu untuk mendengar pendapat dari sisi korporasi Inggris tentang apa yang mereka butuhkan untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga, kedua belah pihak saling dukung terkait kerja sama yang dilakukan.
“Paling tidak, kita bisa menjabarkan, seperti ini peluangnya, targetnya, dan bagaimana pencapaiannya. Di sisi lain, kita perlu tahu juga teknologi apa yang mereka bisa bawa dan apa dampaknya pada peningkatan human capital kita. Jadi, semuanya mesti
win-win lah,” jelas Rosan.
IIF 2024 adalah acara tahunan unggulan yang diselenggarakan bersama oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM melalui Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London. Tujuan utama dari acara ini adalah menjadi platform dialog kebijakan dan menampilkan lanskap investasi Indonesia yang berkembang dan menyoroti peluang investasi.
Forum ini bertujuan untuk melibatkan calon pelaku usaha dari Inggris dan negara-negara Eropa. Sehingga bisa memberikan wawasan yang berharga mengenai lebih dari 81 peluang investasi dan proyek-proyek strategis yang tersedia di Indonesia.