Singapura:
Dolar Amerika Serikat (AS) mencoba berjuang untuk menemukan titik terendah dalam perdagangan yang menipis di hari libur pada Selasa waktu setempat.
Dolar AS tertekan oleh tanda-tanda inflasi Amerika yang menurun, sehingga kemungkinan akan memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada tahun depan.
Sementara itu, yen stabil di dekat puncak lima bulan terakhir di tengah prospek Bank of Japan (BOJ) dapat segera mengakhiri kebijakan ultra-mudahnya.
Selama sebagian besar 2022 dan 2023, kebijakan tersebut telah membuat mata uang Jepang berada di bawah tekanan karena bank-bank sentral utama lainnya di seluruh dunia memulai siklus kenaikan suku bunga yang agresif.
Melansir
Channel News Asia, Selasa, 26 Desember 2023, pergerakan mata uang sebagian besar diredam pada hari setelah Natal, dengan pasar di Australia, Selandia Baru, dan Hong Kong masih tutup untuk libur nasional Boxing Day.
Terhadap
greenback, euro tergelincir 0,06 persen menjadi USD1,1019, tetapi tidak terlalu jauh dari level tertinggi lebih dari empat bulan di USD1,1040 yang dicapai minggu lalu.
Poundsterling sedikit berubah di USD1,2701, sementara dolar Australia dan Selandia Baru meringkuk di dekat level tertinggi lima bulan terakhir.
Indeks dolar bertahan di dekat level terendah lima bulan di 101,42 yang dicapai minggu lalu, dan terakhir di 101,65.
Baca juga: Dolar AS Melemah Imbas Proyeksi Inflasi di Bawah 3%