Pemuka Agama Berperan Penting dalam Masa Depan Ekonomi Hijau

Ilustrasi ekonomi hijau. Foto: Medcom.id.

Pemuka Agama Berperan Penting dalam Masa Depan Ekonomi Hijau

Arif Wicaksono • 10 November 2024 20:53

Jakarta: Purpose dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) memaparkan temuan kunci dari Survei Iklim Nasional memaparkan pemuka agama berperan penting dalam masa depan ekonomi hijau.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif ini menggarisbawahi peran penting ajaran Islam dalam mendorong aksi iklim dan menunjukkan kesiapan komunitas muslim dalam transisi energi.
 

Baca juga: 

Transisi Energi Disebut Bisa Jadi Pintu Masuk Investasi ke RI


Survei ini melibatkan 3.000 responden muslim dan 100 tokoh agama Islam untuk menangkap persepsi, sikap, dan peran mereka dalam mendorong aksi iklim.

Pendiri dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal meningkatnya religiusitas global, termasuk di Indonesia, penting untuk menyelaraskan solusi iklim dengan ajaran Islam.

Temuan utama riset antara lain adalah lapangan pekerjaan, kesehatan, dan kemiskinan masih menjadi tiga perhatian utama umat Islam, sementara isu lingkungan berada di peringkat ke-enam.

Namun demikian, para tokoh agama telah meyakini perubahan iklim dan kerusakan lingkungan disebabkan oleh aktivitas manusia.

Temuan ini menghadirkan perspektif baru dari berbagai penelitian sebelumnya yang cenderung menunjukka masyarakat Indonesia menyangkal krisis iklim sebagai akibat aktivitas manusia.

Dalam membahas isu iklim, pemuka agama (22 persen) merupakan pihak yang paling dipercaya oleh masyarakat, lebih tinggi dari aktivis lingkungan (19 persen), pemerintah nasional (11 persen) dan ilmuwan (9 persen).

Hal ini menunjukan peran vital untuk melibatkan pemuka agama dalam menyuarakan isu lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi iklim di tingkat akar rumput.  Survei ini juga menunjukan anggota legislatif berada pada urutan terakhir dalam tingkat kepercayaan masyarakat.

Isu iklim untuk genjot pertumbuhan ekonomi

Ketua Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) Gita Syahrani mengatakan isu perubahan iklim menjadi perhatian yang seharusnya digunakan pemimpin politik untuk menjawab kegelisahan masyarakat. Dia mengatakan isu iklim harus berkaitan dengan usaha pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

"Mungkin isu iklim perlu dilekatkan ke hal hal itu untuk membuktikan kalau tidak mempedulikan kesehatan tanah misalnya yang paling gampang gitu kesehatan, tanah, kesehatan, air sama kesehatan udara mau punya mimpi pertumbuhan ekonomi 8 persen tuh enggak mungkin," tegas dia.

Steering Committee MOSAIC yang juga akademisi dari Universitas Gadjah Mada Abdul Gaffar Karim  menyampaikan kuncinya aksi dan kolaborasi.

"Walau data mengungkap masyarakat percaya kepada pemuka agama sayangnya seruan-seruan di masjid sangat sedikit yang menyentuh isu iklim, dalam riset kecil kami kurang dari 2 persen dakwah di masjid menyentuh topik ini.” tegas dia.

Gaffar menambahkan tindak lanjut konkrit  bisa dilakukan dengan mendekati manajemen masjid seperti siapa yang menentukan ustad, sehingga takmir masjid menjadi bagian pendekatan penting agar bisa memilih pemuka agama yang memiliki pengetahuan yang baik tentang lingkungan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)