Dolar Menguat Mendekati Level Tertinggi

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Dolar Menguat Mendekati Level Tertinggi

Husen Miftahudin • 31 December 2024 10:56

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat secara luas pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), bertahan mendekati level tertinggi dua tahun, karena para pedagang terus mencerna kemungkinan Federal Reserve akan melakukan lebih sedikit pemotongan suku bunga tahun depan.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Selasa, 31 Desember 2024, indeks dolar berada di jalur kenaikan 6,6 persen tahun ini. Indeks terakhir naik 0,1 persen pada hari itu di 108,08, setelah mencapai level tertinggi dua tahun di 108,54 pada 20 Desember.
 
Adapun, mata uang AS telah menguat dalam beberapa minggu terakhir karena ekspektasi terhadap bank sentral AS yang tidak terlalu dovish karena inflasi tetap berada di atas target tahunan Fed sebesar dua persen.
 
Analis juga memperkirakan kebijakan dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump di AS akan meningkatkan pertumbuhan dan menambah tekanan harga tahun depan.
 

Baca juga: Rupiah Menguat 0,53% Pagi Ini ke Level Rp16.150/USD


(Ilustrasi dolar AS. Foto: dok MI)
 

Fed cuma pangkas 50 bps di 2025

 
Para pembuat kebijakan Fed bulan ini memangkas perkiraan suku bunga mereka untuk 2025 menjadi 50 basis poin, dari 100 basis poin, dan Ketua Fed Jerome Powell mengatakan lebih banyak pengurangan dalam biaya pinjaman sekarang bergantung pada kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi.
 
Sementara itu, euro menuju penurunan 5,8 persen terhadap dolar tahun ini, setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga empat kali pada 2024 dan pasar memperkirakan ECB akan mengambil langkah lebih cepat dalam pemangkasan suku bunga dibandingkan Fed pada 2025. Euro terakhir turun 0,25 persen pada USD1,0401.
 
Pemangkasan suku bunga berikutnya oleh ECB bisa jadi lebih lama setelah kenaikan inflasi baru-baru ini, kata anggota Dewan Gubernur ECB Robert Holzmann seperti dikutip pada Sabtu. Poundsterling turun 0,26 persen menjadi USD1,2546 dan diperkirakan mengalami kerugian tahunan sebesar 1,4 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)