Ekonomi Syariah. Foto: Medcom.id.
Arif Wicaksono • 17 September 2024 16:46
Jakarta: Presiden Joko Widodo secara resmi meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center pada Selasa, 17 September 2024, di Menara Danareksa, Jakarta.
Dalam sambutannya, Presiden menekankan pentingnya pengembangan ekosistem
ekonomi syariah di Indonesia guna memanfaatkan potensi besar dari pasar muslim domestik yang mencapai 236 juta jiwa.
"Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri halal dunia. Namun, kita harus memperkuat ekosistem ekonomi syariah agar potensi ini dapat tercapai," ujar Presiden Jokowi, seperti dilansir dari laman Setkab, Selasa, 17 September 2024.
Presiden juga menyoroti pentingnya mempersiapkan pelaku profesional di industri halal guna memperkuat daya saing Indonesia. Ia mengungkapkan pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank nasional.
"Misalnya, aset bank syariah tumbuh sebesar 9,07 persen, sedangkan aset bank nasional tumbuh 8,9 persen. Hal serupa juga terlihat pada pertumbuhan dana pihak ketiga, di mana bank syariah tumbuh 10,41 persen dibandingkan dengan bank nasional yang tumbuh 8,43 persen," imbuhnya.
Perbaikan manajemen
Lebih lanjut, Presiden menilai profesionalisme dan modernisasi manajemen menjadi kunci penting bagi bank syariah agar mampu bersaing, baik di pasar domestik maupun internasional. Jokowi berharap Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat menjadi barometer perbankan syariah di Indonesia, ASEAN, hingga dunia.
"Bank Syariah Indonesia harus berkembang, memiliki manajemen modern, kompetitif, dan profesional untuk menjangkau pasar potensial yang besar, terutama di kalangan 236 juta penduduk muslim kita," tambah Presiden.
Selain itu, Kawasan Indonesia Islamic Financial Center diharapkan dapat mendukung perkembangan ekonomi syariah dan berbagai sektor industri halal, termasuk fashion muslim, wisata halal, serta industri makanan dan minuman halal. Kawasan ini akan mengintegrasikan berbagai sektor industri dan mencegah potensi ekonomi Indonesia keluar ke negara lain.