Sambut Usia 5 Abad, Menekraf Dukung Jakarta Jadi Kota Sinema

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya saat menghadiri Malam Insan Film Menuju Jakarta Kota Global, Kota Sinema.Foto: Istimewa.

Sambut Usia 5 Abad, Menekraf Dukung Jakarta Jadi Kota Sinema

Anggi Tondi Martaon • 7 February 2025 19:12

Jakarta: Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung upaya menjadikan Jakarta jadi Kota Sinema. Hal itu sebagai upaya menyambut usia Jakarta yang bakal menginjak 500 tahun pada 2027.

“Kementerian Ekonomi Kreatif siap berkolaborasi untuk mengaktivasi Jakarta sebagai kota Ekonomi Kreatif khususnya berbasis sinema, dengan berbagai kegiatan ekraf mulai dari tahun 2025 hingga 2027 untuk menyongsong 5 abad Jakarta. Salah satunya dengan rangkaian kegiatan untuk mendukung status Jakarta menjadi Kota Global Kota Sinema,” kata Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya melalui keterangan tertulis, Jumat, 7 Februari 2025.

Eks anggota DPR itu mengingatkan tantangan industri film yang perlu diselesaikan bersama. Seperti meningkatkan kualitas SDM, mempermudah akses pembiayaan, perizinan produksi, memperluas akses pasar ke dunia internasional, serta memberantas pembajakan film pada platform digital.

Selain itu, Riefky menegaskan industri film bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari diplomasi internasional yang dapat memperkenalkan produk ekonomi kreatif Indonesia ke dunia. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual seperti karya film juga jadi tantangan dalam mewujudkan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
 

Baca juga: 

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Menekraf Dorong BPOM Bantu UMKM Naik Kelas


“Film menjadi pondasi yang mendukung keyakinan publik di mana dari sekitar 82 juta penonton bioskop sepanjang 2024, sebanyak 65 persen menonton film Indonesia. Pada Malam Insan Film Jakarta yang dapat dilakukan secara berkelanjutan ini, penting untuk menerapkan kolaborasi hexahelix yang melibatkan enam pilar utama seperti Pemerintah (Pemerintah Daerah), akademisi, pelaku bisnis atau asosiasi, komunitas, media, dan lembaga keuangan,” ujar dia.

Wakil Gubernur Jakarta terpilih, Rano Karno, menyambut antusias menjadikan Jakarta Kota Sinema. Namun, harus ada perbaikan yang dilakukan, di antaranya, ekosistem perfilman.

“Ekosistem perfilman perlu terus diperbaiki. Shooting di Belanda lebih murah dari di Jakarta, shooting di stasiun kereta Belanda, bayar €2000 masih kembali dari cash rebate. Shooting di Changi Airport lebih murah dari di Soekarno Hatta. Ini harus diperbaiki," kata Rano.

Inisiator Festival Film Tempo Arif Zulkifli mengingatkan pentingnya Jakarta sebagai Kota Sinema, Sebab, film dinilai bisa mengukur kebudayaan suatu daerah.

"Ada sekitar 50 film yang berlatar belakang Jakarta dengan kekayaan sinema yang penuh dinamika. Maka, ini jadi pemantik supaya Jakarta jadi Kota Sinema yang istimewa. Mudah-mudahan ini sebagai bentuk ikhtiar bersama agar kita tak mengumpat gelap tapi justru menyalakan lilin," kata Arif.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)