Dana Departemen Pertanian Dibekukan Trump, Petani AS Kehilangan Jutaan Dolar

Ilustrasi pertanian di Amerika Serikat. Foto: Xinhua/Ammar Safarjalani.

Dana Departemen Pertanian Dibekukan Trump, Petani AS Kehilangan Jutaan Dolar

Husen Miftahudin • 11 February 2025 07:33

New York: Para petani Amerika Serikat (AS) melaporkan kehilangan dana jutaan dolar AS yang dijanjikan Departemen Pertanian (USDA), meskipun ada janji dari pemerintahan Trump pembekuan dana federal tersebut tidak akan berlaku untuk proyek-proyek yang secara langsung menguntungkan individu.
 
Pada hari pertamanya menjabat, Presiden AS Donald Trump memerintahkan USDA untuk membekukan dana untuk beberapa program yang ditetapkan oleh Undang-Undang Energi Bersih dan Perawatan Kesehatan oleh mantan Presiden AS Joe Biden. Juga Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang diterbitkan pada 2022.
 
"Pembekuan tersebut menghentikan sementara sebagian pendanaan untuk program insentif kualitas lingkungan milik departemen tersebut, yang membantu petani mengatasi masalah sumber daya alam, dan program energi pedesaan untuk AS, yang menyediakan bantuan keuangan bagi petani untuk meningkatkan infrastruktur mereka," catat laporan The Washington Post, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa, 11 Februari 2025.
 

Baca juga: Trump Minta Musk Temukan Kecurangan Anggaran di Pemerintahan AS


Donald Trump. (EFE/EPA/JIM LO SCALZO/POOL)
 

Banyak petani yang terlilit utang

 
Petani yang menandatangani kontrak dengan departemen di bawah program tersebut membayar di muka untuk membangun pagar, menanam tanaman baru, dan memasang sistem energi terbarukan.
 
Sebagai jaminannya, pada saat itu, pemerintah federal akan mengeluarkan hibah dan jaminan pinjaman untuk menutupi sebagian biaya yang dikeluarkan petani tersebut. Sekarang, dengan uang yang dibekukan, para petani di Negeri Paman Sam terlilit utang.
 
USDA juga telah menghentikan pendanaan untuk program-program lain, termasuk hibah penelitian ilmiah di bidang pertanian dan produksi tanaman cerdas terhadap iklim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)