Menko Perekonomian: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,12% Tertinggi di ASEAN dan G20

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dok. Kemenko Perekonomian

Menko Perekonomian: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,12% Tertinggi di ASEAN dan G20

Syeha Shafira Alhaddar • 7 August 2025 00:00

Jakarta: Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia mengarah pada jalur positif. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik daripada negara-negara lain di Kawasan ASEAN dan Kawasan G20.

Hal ini disampaikan Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu

“Pertama tadi dalam rapat terbatas Bapak Presiden memberi arahan terkait dengan perkembangan perekonomian dengan pertumbuhan 5,12. Kita ini menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN,” ujar Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.

Airlangga mengeklaim penyerapan tenaga kerja Indonesia juga mengingkat. Jumlah penduduk yang terserap di angkatan kerja mencapai 97,73 persen atau 3,59 juta orang di tahun tersebut.

“Kemudian, Bapak Presiden juga melihat daya saing itu menjadi penting dan kita bersaing dengan berbagai negara,” ujar Airlangga.

Oleh karena itu, kata dia, kemudahan perizinan berusaha harus segera didorong dan pemerintah telah mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) terkait dengan kemudahan perizinan yang menggunakan metode positif

“Nah, ini perlu disosialisasikan dengan seluruh kelembagaan agar sistem perizinan yang di OSS (Online Single Submission) itu bisa berjalan dengan baik,” ucap Airlangga.
 

Baca Juga: 

3 Sinyal Penting dari Pertumbuhan Ekonomi


Airlangga menjelaskan untuk semester kedua, pemerintah perlu mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli agar pertumbuhan bisa terjaga dan beberapa program unggulan yang sedang didorong. Antara lain mendorong investasi dan ekspor melalui kawasan, kemudian implementasi kredit.

“Kalau untuk perumahan ada FLPP, kemudian juga baru diluncurkan KUR perumahan. Kredit usaha rakyat (KUR) perumahan bersifat revolving dengan Rp5 miliar bisa direvolve 4 kali sehingga bisa disiapkan sampai dengan Rp20 miliar,” jelas Airlangga.

Di samping itu, Presiden menginstruksikan pelibatan kontraktor yang UMKM untuk mendorong sektor konstruksi. Kontraktor non UMKM diharapkan terlibat dalam pembangunan perumahan yang bukan memanfaatkan KUR tersebut.

“Dari Rp5 miliar itu bisa membangun sekitar 40 tipe perumahan,” ucap Airlangga.
 
Baca Juga: 

Memilih Optimis di Tengah Keraguan


Pemerintah juga melanjutkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen hingga akhir tahun ini.  Insentif ini diberikan kepada kepemilikan rumah seharga hingga Rp2 miliar

“Dan untuk di akhir tahun, program yang mendukung terkait dengan Nataru itu juga sedang disiapkan oleh pemerintah, dan pemerintah mendorong sektor-sektor padat karya untuk bisa mengakselerasi produksinya sampai dengan akhir tahun ini,” ujar Airlangga.

Airlangga menjelaskan sesuai arahan Presiden seluruh program yang terkait dengan non-anggaran ini harus terus didorong oleh kementerian dan lembaga. Sebab, investasi menjadi kunci daripada pertumbuhan ekonomi selanjutnya.

“Tadi dilaporkan juga target investasi Rp1.900 triliun di tahun ini dapat dicapai karena untuk semester pertama itu sudah dicapai realisasi yang diinvestasikan berdasarkan data yang ada di PKPM,” ujar Airlangga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)