Perubahan Iklim Berdampak pada Kesehatan Ibu dan Anak, Begini Penjelasannya

Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Suryane Sulistiana Susanti. Dok MI.

Perubahan Iklim Berdampak pada Kesehatan Ibu dan Anak, Begini Penjelasannya

Despian Nurhidayat • 11 May 2025 14:00

Jakarta: Perubahan iklim secara langsung berdampak pada kerusakan lingkungan. Namun, dampak tidak langsungnya juga harus menjadi perhatian, yakni menyasar ke masalah kesehatan ibu dan anak. 

Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Suryane Sulistiana Susanti mengatakan adanya meningginya level air laut dan air tanah yang semakin rendah menyebabkan air laut bercampur dengan air tawar. Sehingga, air yang tersedia di daerah pesisir laut tidak dapat dikonsumsi. 

"Hal tersebut menyebabkan balita dan ibu hamil kekurangan nutrisi. Di sisi lain, adanya genangan-genangan air sisa banjir di pemukiman warga meningkatkan jumlah nyamuk penyebab demam berdarah sehingga jumlah anak yang terkena demam berdarah terus meningkat," ungkap Suryane, Minggu, 11 Mei 2025. 

FIK UI dan Monash University bekerja sama menyelenggarakan workshop penelitian di Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini mengundang pemangku kepentingan mulai dari skala nasional hingga lokal, otoritas kesehatan, organisasi nonpemerintah, kelompok masyarakat, kader kesehatan dan perwakilan ibu hamil maupun ibu yang memiliki balita dari wilayah terdampak perubahan iklim
 

Baca juga: AI dan Perubahan Iklim Jadi Tantangan Besar Masa Depan Dunia

Penelitian ini bertujuan untuk membentuk intervensi dan kebijakan publik berbasis bukti yang diharapkan mampu menjadi solusi dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada. 

Temuan dari Pekalongan menunjukkan prioritas masalah lain di antaranya stunting yang tinggi, masalah ibu dan anak, sampah dan kumuh, serta air bersih. Hal ini semua semakin memburuk dengan adanya perubahan iklim. 

"Kegiatan ini tentu dirasa sangat baik, karena warga dapat menyampaikan kebutuhan dan mencari solusi bersama-sama dengan pemangku kepentingan," ujarnya.

Rencana jangka pendek maupun jangka panjang menjadi solusi yang ditawarkan dari kedua daerah penelitian. Tidak hanya solusi teoritis, namun diturunkan ke dalam solusi praktis yang dapat dilakukan mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, hingga masyarakat sekitar. 

Workshop ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi kolaborasi pentahelix yang lebih optimal dalam melakukan mitigasi serta adaptasi untuk penanganan masalah kesehatan ibu dan anak akibat perubahan iklim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)