Donald Trump dan Vladimir Putin. (Michael Klimentyev/EPA-EFE)
Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan dirinya terbuka terhadap ide Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadi mediator dalam konflik bersenjata antara Israel dan Iran.
Hal itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan ABC News yang ditayangkan pada Minggu malam waktu setempat, di tengah meningkatnya ketegangan dan aksi saling serang antara kedua musuh regional tersebut.
"Saya akan terbuka untuk itu. [Putin] sudah siap. Dia menelepon saya soal ini. Kami melakukan percakapan panjang. Kami membahas ini lebih dari situasinya sendiri. Ini sesuatu yang saya percaya akan terselesaikan," ujar Trump, dikutip dari ABC News, Minggu, 15 Juni 2025.
Trump menyebut bahwa Amerika Serikat belum terlibat langsung dalam aksi militer Israel terhadap Iran, namun tidak menutup kemungkinan akan terlibat di masa depan.
"Kami belum terlibat. Tapi bisa saja kami terlibat. Saat ini, kami tidak terlibat," ujar Trump lagi.
Sebelumnya, laporan Axios menyebutkan bahwa Israel telah mendorong AS untuk ikut serta dalam operasi militer guna melumpuhkan program nuklir Iran. Namun, dalam wawancaranya Trump menolak mengomentari apakah permintaan itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Trump juga mengungkap bahwa utusannya, Steve Witkoff, awalnya dijadwalkan untuk melakukan pembicaraan nuklir dengan pejabat Iran di Oman pada Minggu. Namun pertemuan itu dibatalkan setelah Iran menarik diri menyusul serangan besar-besaran Israel.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut negosiasi tersebut "tidak dapat dibenarkan" dan menyalahkan AS sebagai pendukung serangan Israel.
Meskipun pembicaraan nuklir terhenti, Trump tetap optimistis bahwa tekanan militer justru bisa mempercepat jalur diplomasi.
"[Serangan] ini bisa jadi mempercepat kesepakatan, sebenarnya," ujarnya.
Saat ditanya mengenai batas waktu baru bagi Iran untuk menyepakati perjanjian, Trump menjawab tidak ada.
"Tidak, tidak ada tenggat waktu. Tapi mereka sedang berbicara. Mereka ingin mencapai kesepakatan. Mereka masih terus berbicara," ucap Trump.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran dalam pertemuan dengan para duta besar di Teheran pada Minggu menyatakan bahwa serangan Israel tidak mungkin dilakukan tanpa restu dan dukungan dari Amerika Serikat.
"Kami tidak percaya klaim AS bahwa mereka tidak terlibat," ujar Araghchi seperti dikutip media Iran.
Macron: Putin Tidak Boleh Mediasi Konflik Israel-Iran
Namun, ide mediasi oleh Putin mendapat penolakan tegas dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Saya tidak percaya bahwa Rusia, yang kini terlibat dalam konflik intensif dan telah memutuskan untuk tidak menghormati Piagam PBB selama beberapa tahun terakhir, bisa menjadi mediator," ucap Marcon dalam kunjungannya di Greenland, dikutip dari Arab News, Minggu, 15 Juni 2025.
Macron juga menegaskan bahwa Prancis tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran. Ia menekankan bahwa penyelesaian konflik harus mengacu pada prinsip-prinsip hukum internasional dan peran mediator harus dipegang oleh pihak yang memiliki legitimasi serta kredibilitas global.
Kondisi Timur Tengah saat ini terus memanas menyusul aksi saling serang antara Israel dan Iran yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Prospek keterlibatan Putin sebagai penengah kini menjadi sorotan, di tengah ketidakpastian peran aktif Amerika dalam menstabilkan situasi.