Serangan rudal Iran. (Mehr News)
Riza Aslam Khaeron • 15 June 2025 10:29
Teheran: Krisis di Timur Tengah memasuki babak yang semakin berbahaya. Iran secara terbuka mengancam akan menyerang markas dan kapal militer milik Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis apabila ketiga negara tersebut terus membantu Israel dalam menangkis serangan balasan dari Teheran.
Ancaman tersebut disampaikan pada Sabtu, 14 Juni 2025, melalui media pemerintah Iran, di tengah meningkatnya ketegangan akibat saling serang antara Iran dan Israel.
Peringatan Iran ini muncul setelah sejumlah pejabat AS dan Prancis menyatakan dukungan militer terhadap Israel. Presiden AS Donald Trump menyebut negaranya akan membantu Israel, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyatakan akan membela Israel dari serangan balasan Iran.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menekankan perlunya deeskalasi dan menyebut bahwa militer Inggris tidak memberikan bantuan langsung kepada Israel.
Di tengah eskalasi ini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran, terutama ibu kota Teheran, pada Sabtu dini hari. Menurut laporan The Guardian, serangan tersebut menargetkan sistem pertahanan udara dan markas Garda Revolusi.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa hanggar jet tempur di Bandara Mehrabad dan kompleks perumahan sipil di Teheran juga terkena imbas. Iran mengklaim 60 orang tewas, termasuk 20 anak-anak.
Sebagai respons, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik dan ratusan drone ke wilayah Israel. Meski sebagian besar berhasil dicegat, beberapa proyektil dilaporkan menghantam wilayah Rishon LeZion dan Tel Aviv, menewaskan sedikitnya tiga orang serta melukai puluhan lainnya.
"Teheran akan terbakar jika terus menembakkan rudal ke warga sipil Israel," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam Ayatollah Ali Khamenei.
Baca Juga: Israel Minta AS Bantu Serang Iran, Gedung Putih Masih Pertimbangkan |