Tanggul Beton di Perairan Cilincing Sebagai Breakwater Proyek Strategi Nasional

Tanggul beton Cilincing. Foto: Metrotvnews.com/Yurike

Tanggul Beton di Perairan Cilincing Sebagai Breakwater Proyek Strategi Nasional

Farhan Zhuhri • 14 September 2025 14:00

Jakarta: PT Karya Citra Nusantara (KCN) menegaskan keberadaan tanggul beton di perairan Cilincing, Jakarta Utara, bukan untuk reklamasi. Tanggul itu disebut sebagai breakwater atau pemecah ombak dalam rangkaian pengembangan terminal umum Pelabuhan Marunda, khususnya pier 3.

Direktur Utama PT KCN Widodo Setiadi menekankan proyek pengembangan terminal umum Pelabuhan Marunda merupakan inisiatif pemerintah pusat yang menggandeng swasta. 

“Proyek ini adalah proyek non-APBN/APBD. Jadi pemerintah tidak keluar uang Rp1 pun dalam proyek ini,” ujar Widodo saat konferensi pers dikutip pada Minggu, 14 September 2025.

Dia menjelaskan progres pengembangan terminal umum secara keseluruhan sudah mencapai 70 persen. Pier 1 dinyatakan rampung, dan pier 2 ditargetkan selesai pada akhir 2025. 

Kini, perhatian publik tertuju pada pier 3 lantaran keberadaan tanggul beton yang disalahpahami sebagian pihak. 

“Di pier 3 yang sekarang jadi ramai isunya ada tanggul beton. Itu breakwater, bagian dari pembangunan pelabuhan,” tegas dia.
 

Baca Juga: 

Tanggul Beton di Cilincing Berizin Resmi, Pramono Fokus Bantu Nelayan Terdampak


Dia menegaskan pihaknya tidak memiliki kepentingan komersial di luar fungsi pelabuhan. Konsesi pengelolaan diberikan selama 70 tahun dan setelahnya akan diserahkan kembali ke negara melalui Kementerian Perhubungan.

"Kami bukan bikin pulau lalu kavling-kavling, jual, bikin perumahan. Kami bikin pelabuhan. Kami enggak bisa jual apapun, ini milik pemerintah,” kata Widodo.

Pembangunan Pelabuhan Marunda sudah dimulai sejak 2010. Selama ini, tidak ada pihak yang mempermasalahkan jalannya proyek tersebut. 

Bahkan, KCN mengeklaim telah menjalani prosedur panjang, mulai dari sosialisasi kepada nelayan hingga pengurusan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang memakan waktu lebih dari dua tahun.

Menurut Widodo, pengembangan Pelabuhan Marunda merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan daya saing pelabuhan nasional. 

Dengan fasilitas yang terus ditingkatkan, kawasan utara Jakarta diharapkan menjadi simpul baru bagi kegiatan logistik dan perdagangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)