Kapolda Jawa Timur, Irjen Nanang Avianto. Dokumentasi/ Metro TV
Surabaya: Kapolda Jawa Timur, Irjen Nanang Avianto, mengungkapkan aksi demo anarkis pada Agustus lalu menimbulkan kerugian hingga Rp256 miliar. Aksi massa ini terjadi serentak di 10 kota wilayah Jawa Timur.
"Kerugian terbesar tercatat di Polresta Sidoarjo, Malang Kota, Jember, dan Kediri. Beberapa pelaku sudah berhasil kami amankan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Nanang di Surabaya, Kamis, 18 September 2025.
Nanang merinci kerugian yang dialami institusi Polri mencapai sekitar Rp42 miliar, sedangkan dari pihak pemerintah daerah tercatat Rp214 miliar.
"Dana sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk membangun fasilitas publik dan pelayanan masyarakat. Sangat disayangkan bila terbuang akibat aksi yang tidak bertanggung jawab," jelas Nanang.
Selain kerugian material, kerusuhan tersebut juga menimbulkan korban luka. Dari masyarakat, tercatat 111 orang mengalami luka ringan dan sudah menjalani perawatan jalan. Sementara itu, aparat keamanan yang menjadi korban terdiri atas 105 anggota Polri dan 12 prajurit TNI.
"Sebagian sudah pulih, sebagian lainnya masih dirawat di rumah sakit. Luka yang mereka derita akibat lemparan batu, bom molotov, pecahan kaca, dan benda berbahaya lainnya. Ini harus jadi pelajaran agar tidak terulang lagi," ungkap Nanang.
Nanang menegaskan pihaknya tidak akan berhenti memburu dalang maupun pelaku anarkis. “Jejak elektronik tidak bisa dihapus. Semua bukti akan kami kumpulkan, dan kami tindak tegas siapa pun yang berada di balik peristiwa ini,” tegas Nanang.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk lebih bijak dalam menyikapi isu, khususnya di media sosial, agar tidak mudah terprovokasi.
"Mari kita bergandengan tangan menjaga kondusivitas Jawa Timur. Jangan sampai tindakan yang tidak dipikirkan justru merugikan kita semua, bahkan mencoreng nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Nanang.