Polda Jatim Pulangkan Anak Pelaku Demo Rusuh

Gedung Negara Grahadi Surabaya ludes dibakar massa aksi demonstrasi. (Metrotvnews.com/Amal)

Polda Jatim Pulangkan Anak Pelaku Demo Rusuh

Amaluddin • 18 September 2025 19:55

Surabaya: Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur memperlakukan sikap berbeda dalam menangani pelaku kericuhan pada aksi demonstrasi Agustus lalu. Bedanya pelaku dewasa yang terbukti melakukan tindak kriminal tetap diproses hukum, sedangkan anak-anak yang ikut terlibat dipulangkan ke orang tua masing-masing.

"Jadi untuk anak yang di bawah umur, kami kembalikan ke keluarganya, karena sebagian besar hanya ikut-ikutan tanpa pengawasan. Namun, untuk pelaku dewasa yang jelas-jelas melakukan perusakan, tetap kami tindak tegas dengan proses hukum,” kata Kapolda Jatim, Irjen Nanang Avianto, di Mapolda Jatim, Kamis, 18 September 2025.
 

Baca: Sebagian Anak Tersangka Demo Rusuh di Makassar Dititipkan
 
Kericuhan pada akhir Agustus 2025 itu awalnya dipicu aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat yang menyuarakan sejumlah tuntutan sosial-ekonomi. Namun, situasi berubah ricuh setelah penyusupan kelompok anarko. 

Bentrokan dengan aparat pecah di sejumlah kota, menyebabkan 111 warga sipil, 105 anggota Polri, dan 12 anggota TNI terluka. "Ini bukan lagi unjuk rasa menyampaikan pendapat, tapi murni tindak pidana. Ada kerugian besar yang ditanggung pemerintah daerah maupun aparat,” jelas Nanang.

Menurut Nanang, kasus paling menonjol terjadi di Pos Polisi Waru, Sidoarjo, pada 29 Agustus 2025 malam. Polisi menangkap 40 orang, terdiri dari 28 anak dan 12 dewasa. Dari jumlah itu, 22 dipulangkan, sementara 18 menjalani proses hukum.

“Para pelaku tidak hanya merusak pos polisi, tapi juga menyerang petugas bahkan berusaha membakar anggota dengan menyiramkan bensin,” ungkap Nanang.

Selain di Sidoarjo, kerusuhan juga melanda Kota Malang. Sebanyak 61 orang diamankan, terdiri dari 40 dewasa dan 21 anak. Dari jumlah itu, 18 orang ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti melakukan provokasi, pelemparan bom molotov, hingga perusakan fasilitas umum.

Nanang menekankan bahwa anak-anak yang terlibat lebih banyak karena terprovokasi dan mencari jati diri. "Mereka ini mudah terbawa arus. Karena itu pendekatannya persuasif, kami serahkan kepada orang tua untuk pengawasan lebih baik,” jelas Nanang.

Gelombang aksi unjuk rasa di Jawa Timur pada akhir Agustus 2025 lalu, terjadi hampir serentak di 10 kota, termasuk Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Jember. Awalnya, aksi tersebut digerakkan mahasiswa dan sejumlah kelompok masyarakat yang menyoroti isu ekonomi, harga kebutuhan pokok, dan kebijakan pemerintah daerah.

Namun, situasi berubah kacau setelah aparat menemukan adanya penyusupan kelompok anarko. Kelompok ini diduga menjadi pemicu terjadinya aksi anarkis, termasuk pelemparan batu, pembakaran fasilitas umum, dan provokasi massa lintas kota.

"Gerakan ini masif. Makanya kami masih dalami siapa penggerak, dan penyandang dananya,” ujar Nanang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)