Wall Street Makin Tenggelam di Tengah Jebloknya Keyakinan Konsumen AS

Ilustrasi. Foto: Xinhua/David Nemec.

Wall Street Makin Tenggelam di Tengah Jebloknya Keyakinan Konsumen AS

Husen Miftahudin • 26 February 2025 08:56

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), karena para pedagang mempertimbangkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global.
 
Mengutip Xinhua, Rabu, 26 Februari 2025, Dow Jones Industrial Average naik 159,95 poin, atau 0,37 persen, ditutup pada level 43.621,16. S&P 500 turun 28,00 poin, atau 0,47 persen, menandai sesi penurunan keempat berturut-turut, berakhir pada level 5.955,25. Nasdaq Composite Index turun 260,54 poin, atau 1,35 persen, menjadi 19.026,39.
 
Di antara 11 sektor utama S&P 500, enam berakhir lebih rendah, dengan layanan komunikasi dan energi memimpin penurunan, masing-masing turun 1,53 persen dan 1,47 persen. Di sisi lain, barang kebutuhan pokok dan real estat mengungguli, masing-masing naik 1,69 persen dan 1,14 persen.
 
Indeks utama bergerak turun setelah survei keyakinan konsumen terbaru dari The Conference Board jauh di bawah ekspektasi para ekonom. Indeks Keyakinan Konsumen untuk Februari turun menjadi 98,3, menandai penurunan bulanan ketiga berturut-turut dan penurunan paling tajam sejak Agustus 2021, karena ekspektasi inflasi untuk tahun mendatang meningkat.
 
Para pengembang perumahan AS juga menjadi kurang optimis tentang pasar perumahan di tengah tantangan yang terus berlanjut seperti tarif, suku bunga hipotek yang tinggi, dan biaya perumahan yang tinggi.
 

Baca juga: IHSG Sore Ambruk 162 Poin


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Fed ingin pertahankan suku bunga 'agak ketat'

 
Indeks Pasar Perumahan Asosiasi Pengembang Perumahan Nasional (NAHB)/Wells Fargo turun menjadi 42 pada Februari, penurunan lima poin dari Januari dan merupakan level terendah dalam lima bulan. Data Bloomberg menunjukkan para ekonom memperkirakan angka 46.
 
Sementara itu, Presiden Richmond Fed Tom Barkin mengatakan ia ingin mempertahankan suku bunga sedikit ketat hingga ia memperoleh keyakinan lebih bahwa inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2 persen.
 
"Sangat penting bagi kita untuk tetap teguh. Kita belajar di tahun 70-an, jika Anda menghentikan inflasi terlalu cepat, Anda dapat membiarkannya muncul kembali. Tidak seorang pun ingin membayar harga itu," tuturnya.
 
Di sektor korporat, saham Tesla anjlok lebih dari delapan persen setelah produsen kendaraan listrik itu melaporkan penurunan penjualan sebesar 45 persen di Eropa pada Januari. Raksasa chip AI Nvidia menjadi pusat perhatian dengan laba yang sangat dinanti-nantikan yang akan dirilis pada Rabu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)