Ilustrasi kebutuhan pokok. MI/Andri Widiyanto
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 27 February 2025 11:18
Jakarta: Pemerintah mengeklaim pasokan pangan pokok berada dalam status aman menjelang bulan suci Ramadan 2025. Demi mengatasi permintaan konsumsi yang cenderung meningkat, pasokan pangan akan digelontorkan sembari dilakukan pengawasan ketat di pasar-pasar.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengatakan salah satu komoditas yang diperhatikan secara serius adalah minyak goreng MinyaKita. Pemerintah akan berupaya menurunkan harga MinyaKita di pasaran.
"MinyaKita ditargetkan penyaluran 2 kali lipat dari biasanya. Harganya harus di Rp15.700 per liter. Sekarang rata-rata harga nasional di Rp17 ribuan. Harusnya kalau nanti dibanjiri, harga nanti akan turun. Secepatnya kita laksanakan ini," kata Arief, Jakarta, dilansir pada Kamis, 27 Februari 2025.
Per hari ini, kata dia, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah memerintahkan jajarannya turun ke pasar. Jajaran kepolisian akan menertibkan harga jual di pasaran.
"Pokoknya harus dijual dengan harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Tidak boleh lebih dari itu," kata dia.
Berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 25 Februari, rerata harga di tingkat konsumen secara nasional berada di angka Rp17.679 per liter. Meski begitu, stok minyak goreng secara nasional masih memadai, bahkan melebihi kebutuhan konsumsi sebulan.
Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional per 21 Februari 2025, diproyeksikan kebutuhan konsumsi minyak goreng di Ramadan atau Maret 2025 akan meningkat sekitar 14,67 persen atau menjadi 488,4 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya. Estimasi kebutuhan konsumsi di Februari 2025 adalah 425,9 ribu ton.
"Kita mau sampaikan ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bapak Presiden Prabowo Subianto perintahnya ke kita, ketersediaan itu nomor satu. Jadi ketersediaan saat ini memang kita jaga baik-baik," ujar Arief.
Stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk minyak goreng per 26 Februari 2025, total ada 99 ribu kiloliter yang ada di ID FOOD dan Perum Bulog. Sedangkan, ketersediaan minyak goreng secara nasional diestimasikan pada Maret 2025 mencapai 815,4 kiloliter.
"Nah untuk di pasar tradisional, kita meminta untuk menjual dengan harga seperti harga acuan atau HET, karena kalau di pasar tradisional itu biasanya tidak ada price tag-nya. Jadi harga itu biasanya ada negosiasi. Tapi kalau di pasar modern, hampir semuanya harganya sudah sesuai," ucap dia.
Baca Juga:
Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadan Bikin Keuntungan Pedagang Makin Tipis |