AS berencana membangun pangkalan militer dekat perbatasan Gaza. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 12 November 2025 09:38
Gaza: Amerika Serikat (AS) berencana membangun pangkalan militer senilai USD500 juta atau sekitar Rp8,3 triliun di wilayah Israel dekat perbatasan Gaza untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata di wilayah Palestina, menurut laporan media Israel.
Harian Yedioth Ahronoth, mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Washington bermaksud mendirikan pangkalan besar di dekat perbatasan Gaza. Langkah ini disebut sebagai “peningkatan signifikan dalam aktivitas AS di Israel.”
Pangkalan tersebut akan menampung pasukan gabungan internasional yang dibentuk berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza untuk memantau penerapan kesepakatan di wilayah tersebut. Beberapa ribu tentara Amerika akan ditempatkan di sana.
Menurut laporan itu, proyek ini akan menjadi “pangkalan militer besar pertama milik AS di wilayah Israel,” menandai komitmen yang semakin kuat dari Washington terhadap upaya stabilisasi pascaperang di Gaza.
Selama dua tahun perang Israel di Gaza, AS telah memasang sistem pertahanan rudal THAAD yang digunakan untuk mencegat rudal dan drone Iran selama konflik 12 hari dengan Israel.
“Pendirian pangkalan Amerika di tanah Israel menunjukkan betapa seriusnya Washington untuk terlibat dalam urusan Gaza dan konflik Israel-Palestina secara lebih luas,” kata seorang pejabat Israel kepada harian tersebut yang dikutip Anadolu, Rabu, 12 November 2025.
Beberapa pejabat AS, termasuk Wakil Presiden JD Vance, sebelumnya menegaskan bahwa tidak akan ada pasukan Amerika yang ditempatkan langsung di Gaza.
Saat ini, sekitar 200 personel militer AS ditempatkan di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Kiryat Gat, Israel selatan, untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata. Pejabat Israel menyebut pusat yang dipimpin AS ini akan mengambil alih sepenuhnya pengawasan distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, menggantikan mekanisme COGAT milik Israel.
Yedioth Ahronoth tidak menyebut lokasi pasti pangkalan yang direncanakan, namun menyatakan survei sedang dilakukan untuk menentukan titik yang sesuai. Hingga kini, belum ada komentar resmi dari pihak AS maupun Israel terkait laporan tersebut.
Perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober, berdasarkan rencana 20 poin yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama mencakup pertukaran tahanan, pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina serta rencana pembangunan kembali Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa Hamas.
Sejak Oktober 2023, perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 69.000 orang dan melukai lebih dari 170.600 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca juga: AS Kirim 200 Tentara untuk Dukung Stabilisasi Gaza