Robinson Sinurat. (Linkedin Robinson Sinurat)
Riza Aslam Khaeron • 29 October 2025 11:49
Jakarta: Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2025 menjadi momen reflektif atas peran anak muda dalam menjaga semangat persatuan, keberagaman, dan kemajuan bangsa.
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, kontribusi pemuda tidak hanya dilihat dari semangat nasionalisme, tetapi juga dari upaya nyata dalam memperjuangkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan kemanusiaan.
Sosok-sosok muda yang mampu menjembatani perbedaan dan menginspirasi masyarakat luas menjadi penting untuk diapresiasi dan dikenal lebih jauh. Salah satu tokoh muda yang menonjol dalam bidang ini adalah Robinson Sinurat—seorang aktivis sosial dan pendiri yayasan yang telah menorehkan kiprah nyata di tingkat nasional maupun internasional.
Berikut profil lengkap Robinson Sinurat berdasarkan informasi yang telah diverifikasi hingga Rabu, 29 Oktober 2025.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Robinson Sinurat lahir pada 25 Juli 1990. Ia, yang akrab disapa Obin, berasal dari Dusun Sindoro, Desa Barisan Nauli, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Ia adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, putra dari pasangan Nelson Sinurat dan Kontaria Sijabat yang berprofesi sebagai petani kopi dan hanya menempuh pendidikan dasar.
Meskipun berasal dari keluarga sederhana dan tinggal di desa terpencil yang berjarak sekitar 139 km dari Kota Medan, kedua orang tuanya selalu menanamkan nilai kerja keras, kejujuran, dan keberanian untuk bermimpi besar.
Obin menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Kota Medan. Sejak kecil, ia menunjukkan prestasi akademik yang menonjol dan konsisten menjadi juara kelas di SDN 25 Medan, SMP Negeri 30 Medan, serta SMA Negeri 15 Medan.
Perjuangan Pendidikan dan Kiprah Internasional
Setelah lulus SMA, Obin melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sriwijaya, Palembang, pada program studi Geofisika dan lulus pada tahun 2013. Untuk memulai kuliahnya, ia meminjam uang Rp3 juta dari seorang teman—Rp2,4 juta digunakan untuk membayar biaya pendaftaran, sedangkan sisanya untuk kebutuhan hidup.
Karena tempat kos yang diincarnya penuh, ia sempat menumpang tinggal di rumah penjaga kos.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selama kuliah, Obin bekerja sebagai guru les. Ia pernah menjalani hari-hari hanya dengan satu kali makan dan menyimpan roti kelapa sebagai bekal malam. Namun, segala keterbatasan itu tidak menyurutkan tekadnya untuk mengejar impian: membahagiakan orang tua dan mengenyam pendidikan hingga ke luar negeri.
Setelah lulus dari Unsri, Obin menerima tawaran kerja di Jakarta sebagai Program Coordinator of Youth and Community Development di Global Peace Foundation Indonesia. Ia juga aktif di komunitas Youth Interfaith Community serta tergabung dalam American Association of Petroleum Geologists.
Pada 2015, ia terpilih sebagai satu dari 10 pemuda Indonesia dalam program YSEALI United for Peace di Filipina yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Focolare Movement.
Setelahnya, ia menjabat sebagai Vice President Youth Interfaith Community dan Director of Operations CINTA Indonesia—dua organisasi yang mempromosikan perdamaian dan toleransi lintas agama.
Pada 2016, Obin melanjutkan pendidikan S2 di Columbia University, New York, mengambil jurusan Master of Science in Social Work. Ia diterima di berbagai universitas di luar negeri, namun memilih Columbia karena jurusan tersebut sejalan dengan misinya di bidang sosial. Ia memperoleh beasiswa penuh dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI.
Meski awalnya mengalami kendala bahasa, Obin memberanikan diri berbicara dalam bahasa Inggris hingga akhirnya mampu menyesuaikan diri. Di kampus, ia aktif dalam berbagai forum internasional, termasuk konferensi di PBB New York, pertemuan mahasiswa dunia di Kuba, dan bahkan sempat bertemu Barack Obama di Malaysia.
Pada tahun 2018, ia menyusun proyek tugas akhirnya dalam bentuk rencana pendirian Yayasan Mimpi Besar Indonesia (YMBI). Setelah kembali ke Tanah Air, rencana itu direalisasikan. YMBI menjadi wadah untuk mendorong kepemimpinan inklusif di kalangan
pemuda, membangun toleransi lintas iman, dan merayakan keberagaman di Indonesia.
Kontribusi Robinson dan Komitmennya dalam Bidang Kemanusiaan
Foto: Robinson di Dusun Wolobetho, 2015. (Istimewa)
Komitmen Robinson Sinurat terhadap isu-isu kemanusiaan teruji sejak masa kuliahnya, ketika ia aktif membagikan ilmu sebagai pengajar les meski hanya bisa makan sekali sehari. Selepas lulus dari Columbia University, komitmen tersebut kian nyata melalui keterlibatannya dalam berbagai inisiatif sosial, pendidikan, dan perdamaian lintas iman.
Salah satu kontribusi awal yang membekas adalah partisipasinya dalam program #MenyapaNegeriku dari Kementerian Ristekdikti tahun 2015. Robinson ditugaskan ke Dusun Wolobetho, Kabupaten Ende, NTT, daerah terpencil tanpa listrik dan sinyal.
Di sana, ia menginspirasi ratusan siswa dan warga dengan cerita perjuangannya menembus Columbia University, serta memulai program “Buku Untukmu #Ende”—penggalangan buku dari seluruh Indonesia untuk mendirikan perpustakaan desa.
Perpustakaan itu resmi berdiri pada Juni 2016 setelah mengumpulkan lebih dari 1.000 buku dan dukungan dana dari para donaturAKSI NYATAKU UNTUK INDONESIA.
Semangat yang sama ia bawa ke skala nasional setelah mendirikan Yayasan Mimpi Besar Indonesia (YMBI) pada tahun 2018. Yayasan ini lahir dari proyek tugas akhirnya di Columbia dan berfokus pada kepemimpinan inklusif, toleransi antaragama, serta pemberdayaan
pemuda. Melalui YMBI, Robinson menginisiasi berbagai program berdampak luas, antara lain:
- “Dialogue in Diversity” (Palembang, Februari 2023): Program pelatihan resolusi konflik dan kunjungan rumah ibadah yang diikuti oleh puluhan peserta dari lintas agama. Kegiatan ini menekankan pentingnya dialog sebagai alat untuk memperkuat harmoni sosial di tingkat akar rumput.
- Dukungan Hibah Unilever: Robinson terpilih sebagai finalis program Every U Does Good Heroes 2022, dan YMBI menerima pendanaan untuk melanjutkan kegiatan sosial berbasis pemuda dan keberagaman.
- Penguatan jejaring global: Ia mengikuti Australia Awards Short Course tentang partisipasi pemuda dalam isu keadilan sosial di Queensland University of Technology. Kegiatan ini membuka akses YMBI pada jaringan mitra pemerintah dan organisasi sipil internasional.
Melalui semua itu, Robinson tidak hanya menunjukkan dedikasi sebagai pemimpin muda, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial yang memadukan empati lokal dengan perspektif global. Ia menjadikan pengalaman hidupnya sebagai anak petani dari Dairi sebagai landasan moral untuk terus melayani masyarakat.
Jong Indonesia Festival
Hadir dan saksikan Jong Indonesia Festival yang digelar di Gedung Pusat Perfilman H Umar Ismail pada 30 Oktober 2025. Seluruh kegiatan dapat disaksikan langsung via YouTube Metro TV.
Kegiatan ini akan menghadirkan pemuda-pemudi dengan beragam latar belakang. Peter Shearer, Inayah Wulandari Wahid, dan GPH Bhre Sudjiwo sebagai tokoh pemuda pewaris keluarga sukses akan hadir sebagai narasumber.
Kemudian, Muhammad Sadad, Andanu Prasetyo, dan Merry Riana sebagai tokoh muda yang berhasil merintis dan membangun karier dan bisnis di berbagai bidang. Selanjutnya, Robinson Sinurat, Carina Joe, Arvy Egadipoera dengan latar tokoh muda di bidang pengetahuan yang turut serta membangun bangsa.
Begitu juga, Sudaryono, Maman Abdurrahman, dan Mochamad Nur Arifin, tokoh muda yang membangun karier politik dan kini dipercaya menjadi pemimpin Indonesia. Kegiatan ini juga disemarakkan penampilan musik dari Dere dan stand-up comedy dari Gianluigi Christoikov.