Kriminolog Duga Diplomat Kemenlu Korban Pembunuhan

Ilustrasi. Medcom

Kriminolog Duga Diplomat Kemenlu Korban Pembunuhan

Ficky Ramadhan • 13 July 2025 16:54

Jakarta: Kasus kematian seorang Diplomat Ahli Muda Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, 39, masih menyisakan tanda tanya. Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar indekosnya, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.

Sosiolog Kriminalitas sekaligus Dosen Purna dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeprapto, menduga korban merupakan korban pembunuhan. Hal itu terlihat dari kondisi lilitan lakban yang menutupi semua wajah dan posisi tubuh yang tidak menunjukkan ada tanda-tanda gelagapan akibat pernapasan tersumbat.

"Sangat mungkin korban itu dibunuh dengan cara dibius terlebih dahulu, ada dugaan seperti itu," kata Soeprapto saat dihubungi, Minggu, 13 Juli 2025.

Soeprapto menegaskan hal itu harus dibuktikan dengan dukungan bukti yang telah dimiliki kepolisian. Termasuk, bukti CCTV baru yang memperlihatkan orang lalu lalang di sekitar indekos korban.

"Dengan dukungan bukti baru dari CCTV, ada orang lalu lalang, polisi bisa mendalami siapa dan kapan sosok lalu lalang itu terjadi, dan mendalami serta melengkapi hasil autopsi untuk memastikan adakah makanan, minuman, dan lakban yang mengandung obat bius atau zat yang mematikan," ujar dia.
 

Baca Juga: 

Penjaga Indekos Mondar-Mandir di Depan Kamar Diplomat Kemlu Arya Daru


Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Arya Daru. Kapolsek Menteng Rezha Rahandhi mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lab forensik sidik jari pada lakban yang melilit kepala korban.

"Baru pemeriksaan saksi-saksi saja. Kami menunggu hasil juga dari labfor Untuk pemeriksaan yang sisa lakbannya dan sidik jarinya segala macam yang tertempel gitu," kata Rezha kepada wartawan, Selasa, 9 Juli 2025.

Pihak kepolisian juga masih melakukan pemeriksaan terhadap CCTV yang ada di lokasi. "CCTV sudah ada, sudah kita amankan cuma prosesnya tidak langsung seperti ini karena itu kepotong-potong. Jadi kita harus recording ulang untuk menyatukan posisi selama satu malam itu," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)