Ditutup di Rp16.576 per USD, Rupiah Perkasa hingga Sore

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Ditutup di Rp16.576 per USD, Rupiah Perkasa hingga Sore

Eko Nordiansyah • 15 October 2025 16:10

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan sore mengalami penguatan, Rabu, 15 Oktober 2025. Mata uang Garuda mampu mempertahankan penguatan atas dolar AS yang didapat sejak pembukaan perdagangan pagi tadi.

Mengacu data Bloomberg, rupiah masih menguat 27 poin atau setara 0,16 persen hingga ke posisi Rp16.576 per USD. Rupiah meningkat dibandingkan sebelumnya di posisi Rp16.603 per USD.

Di sisi lain, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga menguat 12 poin atau setara 0,07 persen menjadi Rp16.560 per USD. Sebelumnya rupiah berada di level Rp16.572 per USD pada penutupan perdagangan kemarin.

Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.577 per USD. Rupiah tidak berubah dibandingkan kemarin.



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Faktor penguat rupiah

Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat seiring ekspektasi penurunan suku bunga The Fed meningkat.

"Masih ada ruang penguatan mas untuk hari ini, karena index dollar turun tipis seiring meningkatnya ekspektasi penurunan bunga The Fed," ucapnya dilansir Antara, Rabu, 15 Oktober 2025.

Mengutip Xinhua, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan tidak ada jalur bebas risiko untuk kebijakan suku bunga di tengah ketegangan antara target ketenagakerjaan dan inflasi.

Sinyal The Fed pangkas suku bunga

Dalam pertemuan National Association for Business Economics di kota Philadelphia, Amerika Serikat (AS), dia menyampaikan bahwa The Fed akan menetapkan kebijakan berdasarkan evolusi prospek ekonomi dan keseimbangan risiko, alih-alih mengikuti jalur yang telah ditentukan sebelumnya.

Seiring penutupan pemerintahan federal AS dan laporan data ekonomi resmi yang kurang karena tertunda, Powell menyatakan bank sentral memiliki sumber data sendiri untuk memantau kesehatan ekonomi AS.

Berdasarkan data yang dimiliki, dapat dikatakan bahwa prospek ketenagakerjaan dan inflasi tak banyak berubah sejak pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2025.

Saat pertemuan FOMC bulan Oktober, diperkirakan The Fed kembali memangkas suku bunga seperempat poin akhir bulan ini. Sentimen lain terhadap rupiah berasal dari rilis data Bank Indonesia (BI) terkait utang luar negeri dan survei kegiatan dunia usaha.

"Utang luar negeri pemerintah per Agustus 2025 diperkirakan masih akan tumbuh 4,5 persen menjadi di kisaran USD475 miliar," kata Rully.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)