Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping. (Anadolu Agency)
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencananya untuk mengunjungi Tiongkok awal tahun depan. Rencana ini disampaikan Trump di tengah upaya meredakan ketegangan ekonomi dan politik antara dua kekuatan dunia tersebut.
Trump juga menyampaikan harapan untuk bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober guna menandatangani kesepakatan perdagangan “yang adil” setelah berbulan-bulan terjadinya ketegangan tarif.
Langkah ini menandai perubahan nada signifikan dari Trump, hanya seminggu setelah perang dagang penuh antara AS dan Tiongkok tampak tak terhindarkan.
Sebelumnya, Beijing mengumumkan pembatasan ekspor logam langka, sementara Washington mengancam kenaikan tarif hingga 100 persen terhadap barang-barang asal China.
Dalam pidatonya di Washington, Senin, 20 Oktober, Trump mengatakan kedua negara perlu “berkembang bersama,” sembari menyoroti peluang peningkatan ekspor kedelai AS ke pasar Tiongkok.
Isyarat Rekonsiliasi
Trump menegaskan kepercayaannya terhadap hubungan pribadi dengan Xi Jinping, meski kedua negara masih diwarnai perselisihan dagang dan isu Taiwan.
Ia menyebut Tiongkok tidak berniat menyerang Taiwan, namun mengakui pulau itu tetap menjadi fokus utama Beijing. Trump menambahkan, AS adalah kekuatan militer terkuat di dunia, dan keyakinan itu menjadi dasar bahwa konflik terbuka dapat dihindari.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok memperingatkan Washington agar tidak menggunakan isu Taiwan sebagai alat tawar-menawar politik.
“AS tidak boleh memiliki ilusi tentang menggunakan masalah Taiwan sebagai alat tawar-menawar untuk mengekang Tongkok, dan juga tidak boleh bermain api,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 21 Oktober 2025.
Pernyataan tersebut muncul setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyebut Tiongkok sebagai “ancaman bagi kawasan” dalam forum keamanan di Singapura, yang kembali memperuncing ketegangan di Asia Timur.
Taiwan Tetap Jadi Titik Panas
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk merebut kendali atas pulau itu. Dalam beberapa tahun terakhir, militer Tiongkok sering mengerahkan pesawat dan kapal perang di sekitar perairan Taiwan dalam latihan berskala besar.
Sementara itu, AS tetap menjadi pendukung utama pertahanan Taiwan, termasuk melalui penjualan sistem senjata, meski tanpa memberikan jaminan eksplisit untuk terlibat langsung dalam konflik.
Di sisi lain, Presiden Taiwan William Lai Ching-te baru-baru ini mengumumkan pembangunan sistem pertahanan udara berbentuk kubah sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman dari Beijing. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Trump Yakin Tiongkok Tidak Akan Serang Taiwan, Siap Kunjungi Beijing Tahun Depan