Pemerintah Peringatkan Tren Suku Bunga Tinggi Bakal Terus Berlangsung

Ilustrasi ekonomi global. Foto: dok RBS.

Pemerintah Peringatkan Tren Suku Bunga Tinggi Bakal Terus Berlangsung

Insi Nantika Jelita • 19 February 2025 14:06

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengingatkan risiko higher for longer atau tingkat suku bunga global bertahan pada level tinggi dalam jangka waktu lama diperkirakan terus berlangsung.
 
Ia menuturkan kondisi global masih tidak baik-baik dengan geopolitik masih meradang, perang Ukraina dan Gaza yang belum selesai dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
 
"Kondisi itu dikhawatirkan membuat bunga akan higher for longer, jadi akan panjang," ujar Airlangga dalam acara Kumparan Economic Insight: Navigating Uncertainty, Steering Growth, di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.
 
Ia menuturkan akibat ketidakpastian global, membuat kinerja pasar saham domestik lesu selama dua bulan terakhir. Ini karena imvestor asing cenderung melepas asetnya di pasar keuangan domestik
 
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) selama periode 3-7 Februari 2025 mengalami penurunan 5,16 persen dari pekan sebelumnya. Hal tersebut akibat aliran keluar modal asing yang terus meningkat selama tahun ini.  
 
Sepanjang 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebanyak Rp7,52 triliun. Angka ini melonjak dibandingkan pada pekan terakhir di Januari yang mencatatkan nilai jual bersih oleh investor asing sebesar Rp3,61 triliun.
 
"Makanya, kalau kita lihat di awal Januari-Februari ini capital market kita masih negatif," ungkap Politikus Partai Golkar itu.
 

Baca juga: Gegara Trump, Ruang Fed Sunat Suku Bunga Makin Terbatas


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Ekonomi dunia diproyeksi tumbuh rendah

 
Airlangga menambahkan kekhawatiran adanya suku bunga global tinggi bertahan lama, juga karena adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang rendah, yakni di kisaran 2,7 persen sampai dengan 3,3 persen.
 
"Proyek tersebut jauh lebih rendah dibandingkan sebelum kondisi covid-19," katanya.
 
Di negara maju lain seperti Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi diperkirakan juga lesu di kisaran 2,7 persen, di Eropa bahkan lebih kecil dengan angka 1,4 persen. Airlangga menambahkan, Tiongkok yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi dunia, ekonomi negara tersebut dikatakan belum normal dan diperkirakan tumbuh hanya 4,5 persen.
 
Ekonomi di Asia Tenggara atau ASEAN juga diramalkan tumbuh di bawah lima persen. Di Indonesia, ungkap Airlangga, mematok pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran lima persen.
 
"Kalau di Indonesia mematok 5,2 persen di tahun ini, maka Indonesia di atas rata-rata global. Tapi, kita tidak bisa mematok jauh dibandingkan mitra-mitra dagang kita," ucap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)