Roberth Rouw: Mafia Permainkan Ongkos Angkutan di Papua

Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw. Dok NasDem

Roberth Rouw: Mafia Permainkan Ongkos Angkutan di Papua

Achmad Zulfikar Fazli • 8 May 2025 15:48

Jakarta: Wakil Ketua Komisi V, Roberth Rouw, menyoroti mahalnya ongkos angkutan logistik di Papua, khususnya pada angkutan udara. Dia menilai ada jaringan mafia yang mempermainkan ongkos angkutan.

"Pengusaha di sana, terutama pengusaha ternak itu mengeluhkan tentang bagaimana ongkos yang tinggi, karena ada, ya kalau dibilang mafia, mungkin termasuk," kata Roberth dalam Rapat Kerja Komisi V dengan Menhub, Dudy Purwagandhi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025. 

Menurut Roberth, para mafia tersebut menaikkan ongkos angkutan dua kali lipat dari harga yang dikenakan maskapai. "Ketentuan dari maskapai sudah jelas. Tapi tidak bisa langsung ke maskapai. Harus melewati pihak ketiga. Mereka menarik biaya, itu bisa dua kali lipat. Ini bukan baru terjadi, tapi ini sudah sindikat menurut saya," tegas dia.

Legislator NasDem dari Dapil Papua Pegunungan itu mengatakan pihak maskapai tidak dapat berbuat banyak mengatasi permainan para mafia.

"Kami tidak bisa langsung ke maskapai, katanya. Menurut teman-teman pengusaha di sana, harus melalui vendor. Maka di sana terbebani lagi tingkat kemahalan," ujar Roberth.
 

Baca Juga: 

Kogabwilhan III Gelar Lomba Wawasan Kebangsaan di Papua


Dia mencontohkan pengiriman telur dari para pengusaha ternak. Dengan ongkos kirim dua kali lipat, tentu akan berdampak dengan semakin mahalnya harga telur yang dibeli masyarakat.

"Ini biaya kan membebani sekali. Biaya transportasi ini nantinya yang kena masyarakat. Pengusaha tetap akan ambil untung. Tapi yang terbebani masyarakat," ujar dia.

Roberth mendesak Menhub menindak permainan ongkos tersebut. Tata kelola angkutan di Papua harus dibenahi.

"Apalagi dengan sekarang pemerintah membuat kebijakan makan bergizi gratis. Itu kan (harga bahan pokok) harus bisa ditekan, agar mendapat manfaat yang lebih baik untuk anak-anak kita," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)