Lukisan bapak pendiri bangsa dan presiden pertama AS George Washington. (Gilbert Stuart, 1796)
Jakarta: George Washington adalah sosok yang tak tergantikan dalam sejarah berdirinya Amerika Serikat. Ia bukan hanya pemimpin militer yang sukses memimpin Revolusi Amerika, tetapi juga tokoh sentral dalam pembentukan Konstitusi dan sistem pemerintahan federal negara tersebut.
Di tengah ketegangan politik, ekonomi, dan militer abad ke-18, Washington tampil sebagai figur yang dihormati oleh kawan dan lawan.
Pada 30 April 1789, ia dilantik sebagai Presiden pertama Amerika Serikat dan menciptakan banyak preseden penting yang membentuk karakter kepemimpinan eksekutif di masa depan. Melansir White House Historical Association, George Washington dikenal karena komitmennya pada prinsip republik dan penolakan terhadap kekuasaan absolut. Berikut adalah profil lengkap Washington.
Masa Kecil dan Awal Karier
Gambar: Lukisan ilustrasi rumah masa kecil George Washington di Virginia. (Sumber: Buku Life of George Washington, 1855-1859, oleh Irving Washington)
George lahir pada 22 Februari 1732 dari pasangan Augustine dan Mary Ball Washington. Masa kecilnya dihabiskan di Ferry Farm, dekat Sungai Rappahannock, Virginia. Ayahnya meninggal saat George berusia sebelas tahun, dan sejak saat itu ia menjadi pemilik budak.
Ia tidak menerima pendidikan formal seperti saudara tirinya, melainkan membantu ibunya mengelola pertanian dan menempuh pendidikan lokal di Fredericksburg.
Pada usia 17 tahun, ia diangkat sebagai surveyor di Culpeper County. Jabatan ini memberinya peluang melihat dan membeli tanah, serta membentuk keyakinan akan pentingnya ekspansi ke barat bagi masa depan koloni, yang kelak menjadi Amerika Serikat.
Pengalamannya sebagai surveyor membuat Washington mengembangkan pandangan geopolitik yang luas mengenai potensi ekonomi dan pertahanan kawasan barat.
Kiprah Militer dan Perang Revolusi
Gambar: lukisan George Washington di pertempuran Monongahela, membela Kerajaan Inggris. (Jacques Auguste Regnier, 1834)
Karier militernya dimulai saat ia dikirim oleh Letnan Gubernur Virginia, Robert Dinwiddie, pada tahun 1753 untuk menyampaikan ultimatum kepada Prancis agar meninggalkan Lembah Ohio. Misinya berakhir dengan kekalahan memalukan di Fort Necessity dan pengunduran dirinya, namun reputasinya mendunia setelah laporan perjalanannya diterbitkan.
Tahun 1755, ia kembali ke medan tempur sebagai ajudan Jenderal Inggris Edward Braddock. Pasukan Inggris kalah telak di Sungai Monongahela, namun Washington dipuji karena berhasil menyelamatkan pasukan yang tersisa di tengah kekacauan. Pengalaman ini mengasah ketangguhannya sebagai pemimpin lapangan.
Ketika Revolusi Amerika pecah, Washington ditunjuk sebagai Panglima Tertinggi Tentara Kontinental oleh Kongres pada Juni 1775. Ia menanggung beban besar sebagai pemimpin tentara yang kekurangan logistik, terpecah secara geografis, dan menghadapi kekuatan militer Inggris yang jauh lebih unggul.
Meski kalah dalam banyak pertempuran, kepemimpinan strategis Washington membuat semangat revolusioner tetap hidup, termasuk kemenangannya yang bersejarah di Trenton dan Yorktown.
Pernikahan dan Kehidupan Pribadi
Gambar: Lukisan istri George Washington, Martha Dandridge Custis. (George Wollaston, 1757)
Pada 6 Januari 1759, Washington menikahi Martha Dandridge Custis, seorang janda kaya asal Virginia. Pernikahan ini tidak hanya mengokohkan posisi sosialnya, tetapi juga memberinya kemitraan setia selama empat dekade. Ia kemudian menjadi anggota Virginia House of Burgesses dan memperbaiki praktik pertanian di lahannya melalui tenaga kerja budak yang terus bertambah.
Kehidupan di Mount Vernon memperlihatkan sisi Washington sebagai tuan tanah yang menerapkan pendekatan ilmiah terhadap pertanian. Ia bereksperimen dengan rotasi tanaman dan mengurangi ketergantungan pada tembakau. Namun, seperti banyak elit Virginian saat itu, kekayaannya sangat bergantung pada perbudakan, yang kelak menjadi sorotan dalam warisan moralnya.
Pemimpin Revolusi dan Bapak Bangsa
Gambar: Lukisan George Washington memimpin pasukan revolusi menyeberangi sungai Delaware. (Emanuel Leutze, 1851)
Setelah mendukung protes koloni terhadap pajak Inggris, Washington ditunjuk sebagai Panglima Tertinggi Tentara Kontinental pada Juni 1775. Selama delapan tahun ia memimpin tentara revolusioner, menghadapi kekurangan logistik dan kekalahan berulang. Namun, ia menjaga integritas militer dan memastikan kekuasaan sipil tetap berada di atas militer.
Setelah kemenangan Revolusi dan penandatanganan Traktat Paris, ia mengundurkan diri dari jabatannya, sebuah langkah langka yang membuatnya dipuji sebagai pahlawan internasional. Banyak tokoh di dunia memuji keputusan Washington yang tidak merebut kekuasaan setelah perang, termasuk Raja George III yang menyebutnya "orang terbesar di dunia bila ia benar-benar melepaskan kekuasaan."
Kepresidenan dan Warisan

Gambar: Lukisan George Washington dilantik jadi Presiden pertama AS, 1789. (Ramon de Elorriaga)
Tahun 1787, ia kembali dipanggil untuk memimpin Konvensi Konstitusi. Ia kemudian terpilih secara bulat sebagai Presiden pertama AS dan dilantik pada 30 April 1789 di New York City. Dalam masa jabatannya, ia menetapkan banyak preseden penting, termasuk pembentukan kabinet, penggunaan hak veto, dan kebijakan luar negeri seperti Netralitas 1793.
Selama masa kepresidenannya, setidaknya sepuluh orang yang diperbudak bekerja di rumah-rumah presiden di New York dan Philadelphia. Nama-nama seperti Ona, Hercules, William Lee, dan lainnya menjadi bagian dari sejarah kelam institusi perbudakan yang melekat dalam pemerintahan awal Amerika.
Washington juga meredam pemberontakan dalam negeri seperti Whiskey Rebellion 1794 tanpa bertindak represif, menunjukkan bahwa kekuasaan federal dapat ditegakkan secara konstitusional. Ia menolak desakan untuk menjabat seumur hidup, dan dengan pengunduran dirinya setelah dua masa jabatan, Washington menciptakan standar transisi kekuasaan damai yang dijadikan panutan global.
Akhir Hidup
Gambar: Lukisan George Washington di ranjang kematiannya. (Junius Brutus Stearns, 1851)
Washington pensiun ke Mount Vernon dan wafat pada 14 Desember 1799 karena infeksi tenggorokan. Dalam surat wasiatnya, ia membebaskan William Lee secara langsung dan mengatur pembebasan 122 budak lainnya setelah kematian istrinya.
"Ia adalah satu-satunya Presiden Bapak Pendiri yang membebaskan semua budaknya," dikutip dari White House Historical Association.
Warisan Washington melampaui kemenangan militer dan pemerintahan. Ia mewujudkan prinsip transisi kekuasaan damai dan integritas dalam kepemimpinan—landasan demokrasi Amerika yang bertahan hingga kini. Figur George Washington tetap menjadi simbol idealisme republik, disiplin pribadi, dan pengabdian pada bangsa di atas kepentingan pribadi.