Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 23 October 2025 18:00
Jakarta: Asia dikenal sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Banyak negara di benua ini saat ini menjadi salah satu pusat perdagangan dan keuangan global, mulai dari Singapura hingga Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok. Karena itu, penting untuk memahami mata uang yang menjadi mata uang yang kuat di Asia pada 2025 ini.
Hal ini bukan hanya penting bagi para investor, tapi juga dapat menjadi salah satu acuan bagi para pelaku bisnis, eksportir, dan importir yang ingin membaca arah ekonomi kawasan. Terdapat 15 mata uang di Asia yang menjadi salah satu mata uang yang cukup kuat saat ini per 7 Oktober 2025, di antaranya::
Dolar Singapura menempati posisi paling tinggi sebagai mata uang yang memiliki nilai paling kuat di Asia 2025. Setiap harinya, nilai mata uang ini terus menguat hingga mencapai 1 SGD = 0,76 USD. Hal ini juga didorong oleh ekspor produk elektronik dan mesin yang meningkat tajam. Kebijakan moneter Otoritas Moneter Singapura (MAS) yang secara teratur menjaga kestabilan mata uang ini.
Selain itu, cadangan devisa yang dimiliki oleh Singapura sebesar lebih dari USD385 miliar menambah kepercayaan investor global. Dengan stabilitas dan reputasinya sebagai pusat keuangan internasional, SGD jadi pilihan utama bagi investor yang mencari “safe haven” di kawasan Asia.
Mata uang negara Jepang ini mempertahankan statusnya sebagai mata uang yang aman (safe haven currency). Dengan nilai 1 JPY = 0,007 USD, yen tetap menjadi acuan stabilitas di tengah gejolak ekonomi global.
Bank of Japan menyatakan akan menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi sebagai salah satu cara untuk dapat memperkuat kepercayaan pasar. Ekonomi Jepang yang berbasis ekspor serta pasar modal yang kuat terus mendukung posisi yen di kancah internasional.
Didorong oleh pemulihan ekspor semikonduktor dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi, Won Korea Selatan menunjukkan performa solid. Dengan nilai 1 KRW = 0,00074 USD, mata uang ini stabil berkat pembukaan jam perdagangan valas yang lebih panjang dan langkah-langkah pemerintah untuk menarik modal asing. Kinerja industri teknologi Korea yang kuat juga menjadi faktor utama di balik ketahanan won.
Naiknya ekspor semikonduktor dan elektronik serta kebijakan moneter yang hati-hati membuat Dolar Taiwan tetap kuat di 2025. Dengan nilai 1 TWD = 0,0347 USD, mata uang ini didukung oleh cadangan devisa besar dan sektor teknologi global yang menjadi tulang punggung ekonomi Taiwan.
Rupee India memiliki nilai yang tetap stabil sepanjang 2025 dengan 1 INR = 0,012 USD. Hla ini didukung oleh pertumbuhan sektor TI, jasa, dan manufaktur, rupee menunjukkan kinerja konsisten di tengah fluktuasi global. Kebijakan moneter yang stabil dan inflasi moderat menjaga daya tarik India sebagai tujuan investasi asing.

(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Yuan Tiongkok atau Renminbi (RMB) menjadi simbol kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Dengan nilai 1 CNY = 0,139 USD, mata uang ini dikelola ketat oleh Bank Rakyat Tiongkok melalui sistem moneter yang stabil. Meski konvertibilitasnya terbatas, Yuan kini digunakan secara luas di perdagangan global dan menjadi mata uang cadangan utama bagi banyak negara berkembang.
HKD mempertahankan stabilitasnya karena dipatok langsung pada dolar AS. Dengan nilai 1 HKD = 0,128 USD, posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional membantu menjaga permintaan tinggi terhadap mata uang ini. Likuiditas tinggi dan kebijakan fiskal konservatif membuat HKD tetap tangguh menghadapi tekanan eksternal.
Ringgit Malaysia didorong oleh ekspor komoditas dan stabilitas politik. Dengan 1 MYR = 0,236 USD, Malaysia masih dapat menikmati arus investasi asing ke sektor energi hijau dan teknologi. Faktor-faktor tersebut memperkuat posisi ringgit sebagai salah satu mata uang paling stabil di Asia Tenggara.
Bath menduduki posisi yang cukup stabil saat ini. Hal ini didukung oleh sektor pariwisata dan ekspor yang terus pulih, Baht Thailand menunjukkan tren positif di 2025. Dengan nilai 1 THB = 0,030 USD, pemerintah berhasil menjaga disiplin fiskal dan menarik investor asing untuk kembali ke pasar Thailand.
Peso Filipina mempertahankan stabilitasnya berkat remitansi pekerja migran dan pertumbuhan sektor BPO yang pesat. Dengan nilai 1 PHP = 0,017 USD, peso menjadi cerminan ekonomi Filipina yang resilien dan berorientasi pada jasa.
Rupiah tetap tangguh di tengah ketidakpastian global. Mata uang negara Indonesia ini menduduki posisi sebelas sebagai mata uang terkuat di Asia. Nilai rupiah saat ini telah mencapai Rp16.500-an per USD, ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik yang kuat, investasi infrastruktur, dan ekspor komoditas seperti nikel, batu bara, dan minyak sawit.
Rupiah juga diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi digital yang kian pesat di Tanah Air. Rupiah didukung oleh fondasi ekonomi domestik yang kuat dan pertumbuhan jangka panjang yang stabil. Perekonomian Indonesia terus tumbuh lewat tiga pilar utama:
Selain itu, investasi besar-besaran dalam infrastruktur nasional (PSN) membantu memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang. Stabilitas politik dan pengendalian inflasi juga menjaga kepercayaan investor terhadap Rupiah.
Meskipun belum masuk ke jajaran mata uang dengan nilai tukar tinggi, Rupiah mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi yang tahan banting, bukan sekedar nilai nominalnya.
Dolar Brunei memiliki nilai yang tinggi karena dipatok langsung pada Dolar Singapura. Dengan 1 BND = 0,74 USD, Brunei mempertahankan stabilitas berkat cadangan minyak dan gas yang besar serta kebijakan fiskal yang disiplin.
Dong Vietnam tetap stabil di tengah tantangan global dengan nilai 1 VND = 0,000040 USD. Faktor utama di balik ketahanannya adalah ekspor manufaktur, inflasi terkendali, dan arus investasi asing yang terus masuk.
Taka menunjukkan stabilitas berkat industri tekstil dan remitansi pekerja migran. Dengan nilai 1 BDT = 0,0094 USD, Bangladesh terus mencatat pertumbuhan PDB yang solid dan inflasi yang terkendali.
Rupee Sri Lanka masih dalam tahap pemulihan dengan nilai 1 LKR = 0,0027 USD. Meski menghadapi beban utang tinggi, dukungan dari lembaga keuangan internasional dan reformasi fiskal membantu memperbaiki kepercayaan terhadap mata uang ini.
Kekuatan 15 mata uang teratas di Asia tahun 2025 mencerminkan dinamika ekonomi yang kompleks dan saling terhubung. Beberapa negara berhasil menguat berkat ekspor, remitansi, dan stabilitas politik, sementara yang lain masih berjuang dengan inflasi dan utang.
Negara-negara seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan menonjol dengan sistem keuangan yang matang, sementara Indonesia muncul sebagai kekuatan baru dengan fundamental ekonomi yang kokoh dan potensi jangka panjang yang besar. Namun, stabilitas kebijakan dan ketahanan ekonomi menjadi kunci utama dalam menjaga nilai mata uang tetap solid di tengah ketidakpastian global. (Khairunnisa Puteri M)