Aktivis Afsel Tuduh Israel Gunakan Organisasi Bayangan untuk Pindahkan Warga Gaza

Warga Palestina sering mengungsi dari satu tempat ke tempat lain di tengah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Aktivis Afsel Tuduh Israel Gunakan Organisasi Bayangan untuk Pindahkan Warga Gaza

Willy Haryono • 17 November 2025 09:46

Johannesburg: Sejumlah aktivis di Afrika Selatan menuduh Israel telah menggunakan sebuah organisasi bernama Al-Majd Europe untuk memaksa warga Palestina keluar dari Gaza. Tuduhan ini muncul setelah pesawat yang membawa 153 warga Gaza mendarat di Johannesburg, namun ditahan selama sekitar 12 jam di landasan tanpa makanan, air, atau izin turun.

Pemerintah Afrika Selatan sendiri tidak mengetahui rencana kedatangan mereka, sementara para penumpang tidak memiliki dokumen apa pun dan bahkan banyak yang tidak tahu tujuan mereka adalah Afrika Selatan. Boarding pass mereka menunjukkan berbagai destinasi berbeda, yang menambah kebingungan.

Mengutip dari Middle East Eye, Minggu, 16 November 2025, para aktivis kemudian mengetahui bahwa perjalanan tersebut diatur Al-Majd Europe, sebuah organisasi yang mengaku bergerak di bidang bantuan kemanusiaan namun disebut tidak jelas asal-usulnya.

“Sudah jelas bahwa Al-Majd adalah kedok bagi Israel dan intelijen Israel, dan merupakan proyek untuk mendorong pembersihan etnis di Gaza,” ujar Na'eem Jeenah, seorang aktivis dan akademisi yang berbasis di Johannesburg.

Beberapa warga Palestina mengatakan mereka menemukan organisasi ini lewat media sosial atau dihubungi langsung di Gaza, dan membayar antara 1.500 hingga 5.000 dolar untuk bisa keluar dari wilayah yang luluh lantak oleh serangan Israel itu.

Seorang pejabat Israel mengakui bahwa pihaknya membantu memindahkan warga Gaza menuju bandara Ramon, sebelum mereka kemudian diterbangkan ke luar negeri.

Dugaan Skema Pengusiran

Ketika pesawat akhirnya diizinkan menurunkan penumpang, aktivis yang masuk ke dalam pesawat menggambarkan kondisi yang sangat buruk: bayi tidak diganti popok selama 24 jam, seorang ibu hamil menahan sakit, dan seorang anak mengalami kejang.

Para penumpang juga menceritakan bahwa barang-barang mereka disita di Israel, sehingga mereka hanya membawa pakaian di badan, paspor, dan telepon genggam.

"Jadi, para penumpang tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Tampaknya ini merupakan bentuk perdagangan manusia,” tutur aktivis lainnya, Sarah Oosthuizen.

Ia mengatakan kepada Middle East Eye bahwa berdasarkan keterangan di boarding pass para penumpang, terlihat ada sejumlah negara tujuan, mulai dari India, Malaysia hingga Indonesia.

Kini muncul dugaan kuat bahwa perjalanan ini bukan evakuasi kemanusiaan, tetapi bentuk pengusiran yang menargetkan warga Gaza dari kalangan profesional. Para aktivis juga mengkritik perilaku otoritas perbatasan Afrika Selatan yang dianggap lamban dan tidak manusiawi dalam menangani para penumpang yang baru lolos dari perang.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebut kedatangan mereka sebagai “misterius” dan meminta penelusuran lebih lanjut. Para aktivis menuntut investigasi penuh terhadap Al-Majd Europe dan cara pemerintah Afrika Selatan menangani insiden tersebut.

Baca juga:  Afsel Selidiki Penerbangan 'Misterius' yang Bawa 153 Pengungsi Palestina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)