Israel Serang 10 Rumah Sakit dan Klinik di Gaza dalam Sepekan

Asap hitam dari serangan udara Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Israel Serang 10 Rumah Sakit dan Klinik di Gaza dalam Sepekan

Willy Haryono • 25 May 2025 14:15

Gaza: Setidaknya 10 rumah sakit dan klinik di Jalur Gaza terkena serangan Israel sepanjang pekan ini, yang menyebabkan penutupan layanan penuh atau sebagian, dan membuat fasilitas perawatan kesehatan yang tersisa kewalahan, lapor surat kabar Haaretz pada Sabtu kemarin.

Serangan terhadap Rumah Sakit Eropa di Khan Younis menandai dimulainya operasi darat intensif Israel, yang dikenal sebagai operasi Gideon Chariots, yang disetujui Kabinet Keamanan Israel pada 4 Mei dan diluncurkan pada 18 Mei, menurut harian Israel tersebut.

“Serangan ini sangat meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan Gaza yang sedang runtuh,” katanya, mengutip Kementerian Kesehatan Gaza yang mengindikasikan 400.000 orang sekarang tidak memiliki akses ke layanan medis.

Mengutip dari Anadolu Agency, Minggu, 25 Mei 2025, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendokumentasikan 28 serangan terhadap rumah sakit di seluruh wilayah Gaza pekan lalu -- 4 persen dari semua serangan rumah sakit sejak serangan dimulai.

“Serangan militer di Gaza mendorong sistem kesehatan runtuh,” ujar WHO di platform media sosial X, mencatat bahwa 94 persen rumah sakit mengalami kerusakan besar atau hancur.

Hanya 19 dari 36 rumah sakit di Gaza yang setidaknya sebagian masih beroperasi, tambah WHO, seraya menggarisbawahi bahwa “rumah sakit tidak boleh dimiliterisasi atau menjadi sasaran.”

Empat rumah sakit utama di Gaza terpaksa ditutup minggu lalu karena serangan berulang, perintah evakuasi, dan pertempuran yang semakin intensif.

Israel mengklaim bahwa pejuang dari kelompok perlawanan Palestina, Hamas, bersembunyi di dalam rumah sakit — sebuah pembenaran yang sering diulang oleh militer.

Sejak dimulainya serangan terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah berulang kali menyerang fasilitas medis, merusak sistem perawatan kesehatan secara parah, dan membahayakan ribuan pasien, menurut sumber PBB dan Palestina.

Secara paralel, Israel telah mempertahankan blokade terhadap pengiriman bantuan sejak 2 Maret, menerapkan apa yang digambarkan para pengamat sebagai kebijakan kelaparan sistematis, yang telah menyebabkan kelaparan dan banyak kematian di kalangan warga sipil.

Baca juga:  PBB: Israel Hanya Izinkan Masuk ‘Satu Sendok Teh' Bantuan ke Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)