Kendaraan milik PBB membawa bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza oleh Israel. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 25 May 2025 10:02
New York: Jumlah bantuan kemanusiaan yang diizinkan Israel untuk masuk ke Jalur Gaza setara dengan "satu sendok teh,” di saat seharusnya jauh lebih banyak dari itu, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Israel memblokir pengiriman makanan saat melanjutkan operasi militer besar di Gaza pada awal Maret, mengakhiri gencatan senjata dua bulan.
Guterres mengatakan 80 persen Gaza telah dinyatakan sebagai zona militerisasi Israel atau daerah evakuasi, menjadikannya "zona terlarang" bagi warga sipil.
"Selama hampir 80 hari, Israel memblokir masuknya bantuan internasional yang menyelamatkan nyawa," ucapnya.
"Seluruh penduduk Gaza menghadapi risiko kelaparan,” sambung Guterres, mengutip dari The National News, Minggu, 25 Mei 2025.
Sekjen PBB meminta Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk menyingkirkan hambatan "mengejutkan" untuk pengiriman bantuan ke Gaza. Dia mengatakan dari hampir 400 truk yang diizinkan masuk ke Gaza di persimpangan Kerem Shalom, hanya 115 truk yang muatannya bisa disalurkan ke warga.
“Semua bantuan yang diizinkan hingga saat ini hanya sepersekian sendok teh bantuan,” tutur Guterres, menggunakan analogi jumlah yang sangat kecil.
Israel telah mengizinkan pengiriman bantuan oleh PBB dan kelompok bantuan lainnya untuk dilanjutkan sebentar ke Gaza hingga model distribusi baru yang didukung AS – dijalankan oleh kelompok swasta baru yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza – beroperasi akhir bulan ini.
COGAT, badan Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina, mengatakan bahwa 107 truk bantuan kemanusiaan memasuki Gaza pada hari Kamis.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 3.509 orang telah tewas sejak Israel melanjutkan serangan pada 18 Maret, sehingga jumlah korban tewas akibat perang secara keseluruhan menjadi lebih dari 53.700 orang, sebagian besar dari mereka warga sipil.
Baca juga: Netanyahu Tolak Akhiri Perang, Ingin Duduki Gaza Secara Penuh