Pendidikan vokasi di UT School dorong SDM siap kerja. Foto: dok UT School.
Ade Hapsari Lestarini • 16 September 2025 19:12
Jakarta: Masa depan cerah terbuka lebar bagi pendidikan vokasi. Digitalisasi menjadi salah satu pendongkraknya. Pendidikan vokasi berperan krusial dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja siap pakai pada era digital dan ekonomi kreatif.
Hal tersebut didukung dengan tren peningkatan target persentase lulusan vokasi pada 2025 yang menargetkan sebesar 70 persen. Tentunya kondisi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi.
PT United Tractors Tbk (UNTR) melihat peluang berkembangnya pendidikan vokasi. Melalui UT School, pendidikan vokasi menjadi alat yang pas untuk mencetak tenaga kerja profesional di bidang mekanik dan operator alat berat.
Pendidikan vokasi UT School
UT School adalah lembaga pendidikan dan pelatihan alat berat yang didirikan dan berada di bawah naungan Yayasan Karya Bakti United Tractors (YKBUT) dan bagian dari United Tractors Group.
Mekanik dan operator alat berat adalah dua profesi penting yang jadi tulang punggung industri, terutama di bidang pertambangan, konstruksi, pertanian, dan kehutanan. Seiring berkembangnya industri alat berat dan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja terampil, United Tractors lewat Yayasan Karya Bakti United Tractors mendirikan UT School pada 2008.
Pendidikan vokasi di UT School dorong SDM siap kerja. Foto: dok UT School.
UT School menjadi tempat belajar dan pelatihan bagi calon mekanik dan operator alat berat. Tak hanya Medan sampai Sorong, UT School juga ada di Timika dan Jayapura sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas akses pendidikan di wilayah timur Indonesia.
UT School menjadi jembatan bagi anak-anak muda Indonesia punya masa depan cerah di dunia alat berat. Sudah ada sekitar 27 ribu lulusan UT School yang bekerja di berbagai perusahaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kolaborasi industri dan pendidikan
CSR Manager UT Himawan Sutanto pada 26 Mei 2025 mengatakan perusahaan terus berkontribusi dalam memperkuat pendidikan vokasi di Indonesia. Dia menambahkan, kolaborasi berkelanjutan antara industri dan
pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan siap bersaing di dunia kerja.
"Pembinaan pendidikan vokasi harus melibatkan sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan industri, itulah inti dari
link and match. Masih banyak lulusan SMK yang belum memahami etos kerja dan budaya industri, sementara para guru pun sering kali belum mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja. Akibatnya, proses belajar mengajar menjadi kurang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Jika hal ini tidak segera dibenahi, keberlanjutan pembangunan dan dunia usaha bisa terdampak. Karena itu, peran industri sangat penting, terutama dalam mengintervensi kurikulum dan meningkatkan kompetensi para tenaga pendidik," ujar Himawan.
Hingga kini, UT menjalankan 14 program pembinaan vokasi yang menyasar berbagai aspek penting, mulai dari penguatan kurikulum (
software), sarana dan prasarana (
hardware), hingga kapasitas guru dan kepala sekolah (
brainware). Tak hanya di kota-kota besar, UT juga menyasar daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) seperti Timika untuk memastikan akses pendidikan berkualitas dapat diperoleh secara merata.
Hasil dari upaya ini terlihat nyata. Durasi pelatihan kerja bagi lulusan baru yang sebelumnya bisa mencapai dua tahun kini dapat dipersingkat hingga enam bulan, tergantung posisi pekerjaan. Hal ini menunjukkan lulusan dari sekolah binaan UT siap kerja dan dapat berkontribusi dalam menurunkan tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK dan SMA.
Dengan semangat membangun masa depan lewat pendidikan, UT akan terus berupaya untuk memperluas jangkauan programnya, menjalin kolaborasi yang lebih erat dengan berbagai pemangku kepentingan, serta menciptakan inovasi dalam bidang pembinaan vokasi. Semua dilakukan demi satu tujuan yaitu menghadirkan generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan global dengan kompetensi, karakter, dan semangat juang yang kuat.