Konferensi LKLB 2025: Mendikdasmen Serukan Sikap Terbuka di Tengah Keberagaman

Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, secara resmi membuka International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy (ICCCRL) atau Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) 2025 di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari 19 negara serta ribuan peserta daring dari berbagai belahan dunia.

Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi membangun rasa saling percaya di masyarakat multiagama dan multikultural. Ia menyebut, dunia kini memerlukan kesadaran baru untuk saling memahami dan menerima perbedaan.

“Kesadaran tentang pentingnya kita bisa memahami dan menerima yang berbeda adalah kesadaran yang sangat penting,” ujar Mu’ti.

“Perbedaan bukanlah pemisah, tapi justru penghubung yang memperkuat kita,” sambungnya.

Abdul Mu’ti memperkenalkan tiga prinsip keterbukaan yang menurutnya perlu ditanamkan untuk membangun kehidupan lintas budaya yang harmonis, yaitu open mind, open heart, dan open house. Tiga prinsip ini disebutnya membuka pikiran, hati, dan ruang bagi kerja sama lintas agama dan budaya.

Abdul Mu’ti juga menyoroti pentingnya melibatkan generasi muda dalam gerakan literasi lintas budaya agar mereka lebih percaya diri untuk cross border atau melintas batas perbedaan.

“Pendidikan ibarat menanam pohon untuk masa depan. Mungkin kita belum melihat hasilnya sekarang, tapi manfaatnya akan sangat panjang,” tambahnya.

Konferensi LKLB 2025 menjadi bagian dari kerja sama antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Institut Leimena serta sejumlah mitra internasional, sejalan dengan komitmen ASEAN membangun komunitas inklusif dan kohesif melalui pendidikan lintas budaya.

Baca juga:  Konferensi LKLB 2025 Bahas Peran Pendidikan di Tengah Masyarakat Multiagama