Viral Tak Terima Aroma Kue Kacang Usaha Tetangga, Pria di Malang Ancam Pakai Celurit

Malang: Konflik antarwarga di Kelurahan Tlogomas, Kota Malang, Jawa Timur, berawal dari keluhan bau kue kacang berbuntut panjang. Pengusaha kue kacang Joshua Travin melaporkan tetangganya ke polisi karena diduga melakukan ancaman dengan senjata tajam.

Kasus ini mencuat setelah video yang diunggah akun Instagram @joshuatravin menjadi viral. Joshua menceritakan kronologi peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 27 September 2025.

Awal Konflik dari Izin Home Industri

Joshua mengaku usaha rumahan kue kacangnya telah mendapat izin lingkungan. Persoalan sempat dimediasi RW setempat setelah ada keluhan tetangga tentang aroma kue.

Kedua pihak sempat berdamai, namun masalah kembali muncul setelah tetangga melaporkan usaha tersebut ke kelurahan. Keluhan utama tetangga adalah bau kue yang muncul pada jam tertentu meski proses baking dilakukan di ruangan tertutup.

Puncak kejadian terjadi pada 27 September 2025 sore saat Joshua tidak berada di rumah. Tetangga berinisial AD datang membuka pagar rumah tanpa izin sambil membawa clurit.

“Beliau datang marah-marah meminta fiberglass dicopot, lalu keluar dan masuk kembali membawa clurit,” ungkap Joshua, Selasa, 14 Oktober 2025.

Saat itu di rumah hanya ada satu karyawan perempuan dan seorang tukang. Keduanya ketakutan melihat pelaku mengacungkan senjata tajam sambil berteriak di depan rumah.

Proses Hukum dan Dampak Psikologis

Kuasa hukum Joshua, Legar Reza dan Salwa Azzahra, telah melaporkan kasus dugaan pengancaman ini. Laporan awal ke Polsek Lowokwaru ditolak dengan alasan akan dimediasi kelurahan.

“Karena tidak mendapat kepastian hukum dan terus merasa terancam, klien kami kemudian berinisiatif membuat laporan ke Polresta Malang Kota,” jelas Legar Reza.

Joshua dan keluarganya mengalami tekanan psikologis berat hingga memutuskan pindah dari rumah kontrakan. Mereka baru menempati rumah tersebut kurang dari dua bulan. Pada Senin, 13 Oktober 2025, Joshua secara resmi melayangkan surat pengaduan kepada Kapolresta Malang Kota. Keluarga meminta hukum ditegakkan tanpa pandang bulu.