Slovenia Khawatir Ada Upaya Merusak Gencatan Senjata di Gaza

Kehancuran akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Slovenia Khawatir Ada Upaya Merusak Gencatan Senjata di Gaza

Willy Haryono • 19 October 2025 21:01

Ljubljana: Slovenia menyatakan “keprihatinan mendalam” pada Minggu, 19 Oktober 2025, atas perkembangan terbaru yang disebutnya sebagai “upaya pelanggaran” terhadap gencatan senjata di Jalur Gaza, seraya menegaskan kembali pentingnya membuka “akses kemanusiaan penuh” ke wilayah yang terkepung itu.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Slovenia mengutip laporan yang mencakup kekerasan, “eksekusi oleh Hamas,” serta keterlambatan pembukaan perlintasan Rafah dan meningkatnya eskalasi setelah serangan Israel di dekat Kota Rafah.

Mengutip dari Anadolu Agency, Slovenia menyampaikan kekhawatiran bahwa tindakan-tindakan semacam itu membahayakan warga sipil, merusak gencatan senjata, dan melanggar hukum internasional.

“Penting untuk membuka seluruh perlintasan menuju Gaza bagi pasien dan bantuan kemanusiaan, khususnya perlintasan Rafah,” kata kementerian dalam pernyataan yang dibagikan melalui platform media sosial X.

“Kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Uni Eropa, PBB, dan mitra regional guna melindungi warga sipil, memastikan akses kemanusiaan penuh, serta mendukung perdamaian yang adil dan langgeng berdasarkan solusi dua negara,” tambahnya.

Pernyataan itu muncul setelah militer Israel melancarkan serangan udara di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, pada Minggu meskipun ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Saluran berita Channel 12 melaporkan bahwa serangan itu terjadi setelah sebuah kendaraan militer Israel menjadi sasaran Hamas. Namun, anggota senior Hamas Izzat al-Rishq membantah klaim tersebut dan menegaskan komitmen kelompoknya terhadap perjanjian gencatan senjata.

Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas dicapai pekan lalu, berdasarkan rencana bertahap yang diajukan Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina.

Rencana itu juga mencakup upaya rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa kehadiran Hamas.

Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel telah menewaskan lebih dari 68.100 orang dan melukai 170.200 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca juga:  Hamas Bantah Tuduhan AS soal Potensi Pelanggaran Gencatan Senjata Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)