Rupiah Melemah Tipis Jelang Rilis Data Inflasi Utama AS Terbaru

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.

Rupiah Melemah Tipis Jelang Rilis Data Inflasi Utama AS Terbaru

Arif Wicaksono • 10 September 2024 16:38

Jakarta: Rupiah melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah tertekan dengan kenaikan yield obligasi paman sam menjelang data inflasi terbaru.

Kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), Selasa, 10 September 2024, mencatat mata uang rupiah melemah ke posisi Rp15.447 per USD dari posisi sebelumnya pada level Rp15.446 per USD.

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) naik pada Selasa pagi menjelang data inflasi utama terakhir sebelum pertemuan Federal Reserve pada September.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun lebih tinggi dua basis poin menjadi 3,721 persen. Sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor dua tahun juga naik dua basis poin menjadi 3,691 persen.

Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah. Satu basis poin setara dengan 0,01 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah telah stabil setelah jatuh minggu lalu ketika serangkaian rilis pasar tenaga kerja meleset dari estimasi. Data tersebut juga menyebabkan saham AS mengalami minggu terburuk tahun ini sejauh ini.

Penantian investor

Investor kini dengan saksama menunggu indeks harga konsumen Agustus, yang akan diterbitkan Rabu, 11 Agustus 2024, untuk melihat apakah inflasi utama akan mereda lebih jauh dari pembacaan 2,9 persen pada Juli. Itu akan diikuti oleh indeks harga produsen pada hari Kamis.

Perdebatan telah muncul mengenai apakah Fed dapat memilih pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin daripada 25 basis poin selama pertemuan 17-18 September.

Beberapa analis berpendapat langkah tersebut akan menunjukkan komitmen Fed untuk mendukung pertumbuhan lapangan kerja, sementara yang lain berpendapat bahwa itu akan menjadi langkah yang tidak perlu yang dapat menimbulkan kepanikan pasar.

FedWatch Tool milik CME Group saat ini menempatkan harga pasar untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 27 persen dibandingkan dengan 73 persen untuk penurunan yang lebih kecil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)