Australia. Foto: Unsplash.
Sydney: Penjualan ritel Australia sedikit meningkat pada bulan Februari karena padatnya konser Taylor Swift yang meningkatkan pengeluaran untuk pakaian dan makan di luar, meskipun pertumbuhan penjualan tahunan masih kecil karena suku bunga tinggi.
Data dari Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan penjualan ritel naik 0,3 persen di Februari dari Januari, ketika naik 1,1 persen. Analis memperkirakan kenaikan sebesar 0,4 persen. Penjualan sebesar 31,60 miliar dolar Singapura hanya naik 1,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tujuh pertunjukan Taylor Swift yang terjual habis di Sydney dan Melbourne menyebabkan peningkatan pengeluaran untuk pakaian, merchandise, aksesoris, dan tempat makan," kata Kepala Statistik Ritel ABS Ben Dorber dikutip dari
Business Times, Kamis, 28 Maret 2024.
“Melihat dampak sementara dan satu kali dari konser Taylor Swift, pertumbuhan omzet ritel hanya naik 0,1 persen dalam hal tren. Setelah periode volatilitas yang lebih tinggi dari bulan November hingga Januari, belanja pokok mengalami stagnasi.” tegas dia.
Tekanan terhadap konsumen adalah alasan utama The Fed Australia mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 4,35 persen bulan ini untuk pertemuan ketiga berturut-turut.
Gubernur Bank Sentral Australia Michele Bullock mengatakan pelaku pasar yakin penurunan suku bunga selanjutnya akan terjadi. Namun keringanan suku bunga mungkin baru akan terjadi pada Agustus atau September.
Penjualan ritel turun
Laporan penjualan ritel Februari menunjukkan ritel makanan turun 0,1 persen pada bulan tersebut dan ritel barang rumah tangga turun 0,8 persen.
“Belanja konsumen berada di tengah periode yang sangat lemah, dengan tingginya suku bunga dan inflasi memberikan tekanan pada keuangan rumah tangga,” kata Kepala Makroekonomi di Oxford Economics Australia Sean Langcake.
Prospeknya akan membaik sepanjang tahun seiring menurunnya inflasi dan membaiknya pertumbuhan upah riil.
"Namun momentum penjualan akan tidak merata, terutama pada paruh pertama tahun ini.” tegas dia.