Trump Desak Rusia Segera ‘Bergerak' Akhiri Perang dengan Ukraina

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Trump Desak Rusia Segera ‘Bergerak' Akhiri Perang dengan Ukraina

Willy Haryono • 12 April 2025 15:29

Saint Petersburg: Amerika Serikat (AS) dan Rusia menyelesaikan pembicaraan terbaru tentang cara mengakhiri perang Ukraina setelah pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan utusan khusus Washington Steve Witkoff di Saint Petersburg pada Jumat malam.

Melansir dari The National, Sabtu, 12 April 2025, pertemuan berlangsung di perpustakaan kepresidenan di Saint Petersburg, yang menurut kantor berita negara berlangsung selama empat setengah jam.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan terobosan diplomatik dari pembicaraan tersebut. Ini adalah pertemuan ketiga Witkoff dengan Putin sejak Februari.

Diskusi seputar kemungkinan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Putin mungkin terjadi, kata Peskov.

Kremlin mengatakan pertemuan itu "difokuskan pada berbagai aspek penyelesaian Ukraina,” tanpa menambahkan rincian lebih lanjut.

Witkoff sebelumnya mengatakan bahwa Putin adalah "pemimpin hebat" dan "bukan orang jahat."

Setelah pertemuan di Moskow, Trump mendesak mitranya dari Rusia untuk “bergerak” lebih cepat guna mengakhiri apa yang disebutnya sebagai "perang tak masuk akal" dengan Ukraina.

Trump telah mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata tetapi gagal memperoleh konsesi besar apa pun dari Kremlin, meskipun ada negosiasi berulang kali antara pejabat Rusia dan AS.

Pemimpin Amerika itu mengatakan kepada NBC News bulan lalu bahwa ia kesal dengan mitranya dari Rusia, sementara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pekan lalu bahwa Washington tidak akan menoleransi "negosiasi tanpa akhir" dengan Rusia atas konflik tersebut.

"Rusia harus bergerak," tulis Trump di platform Truth Social, seraya menambahkan bahwa konflik tersebut, yang dimulai pada Februari 2022 ketika Moskow mengirim pasukan ke Ukraina, "tidak masuk akal" dan "seharusnya tidak pernah terjadi.”

Kyiv dan beberapa sekutu baratnya menduga Rusia sengaja mengulur-ulur pembicaraan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menyeret Tiongkok ke dalam konflik, dan pada hari Jumat mengklaim bahwa ratusan warga negara Tiongkok bertempur di garis depan Ukraina bersama pasukan Rusia.

Baca juga:  Usai Bertemu Putin, Utusan AS Usulkan Wilayah Ukraina Diserahkan ke Rusia

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)