Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan. Rupiah melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi.
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 21 Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.398,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 14,5 poin atau setara 0,09 persen dari posisi Rp16.413 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.390 per USD. Rupiah naik 19 poin atau setara 0,12 persen dari Rp16.409 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.413 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.406 per USD.
(Ilustrasi rupiah. Foto; Dok MI)
Rupiah stabil cenderung menguat
Sementara nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia (BI) dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hingga 20 Mei 2025) menguat sebesar 1,13 persen (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir April 2025.
Rupiah juga cenderung menguat dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS. Secara keseluruhan, pergerakan Rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian.
"Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.
BI terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi
triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.
Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter
pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.