Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 30 May 2025 12:45
Jakarta: Pelayanan rumah sakit umum daerah (RSUD) DKI Jakarta disorot. Terdapat dua masalah yang menjadi perhatian utama.
Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth usai rapat kerja Komisi C DPRD DKI bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan para Direktur Utama (Dirut) RSUD. Menurut dia, permasalahan pertama yaitu buruknya komunikasi manajemen RSUD kepada pasien dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), seperti tenaga medis yang menangani perawatan.
"Di RSUD Cengkareng saat sidak beberapa waktu lalu, saya menemukan bahwa SDM tenaga medisnya sangat kurang. Jadi kalau memang kurang orang, itu akan berdampak terhadap pelayanan. Terus, komunikasinya juga jelek," kata pria yang akrab disapa Kent itu melalui keterangan tertulis, Jumat, 30 Mei 2025.
Dia menyampaikan, salah satu keluhan utama dari pasien RSUD di Jakarta adalah waktu tunggu yang panjang. Baik saat pendaftaran, pemeriksaan dokter, maupun tindakan medis lanjutan.
Menurut dia, hal itu terjadi karena jumlah pasien dan tenaga medis tak sebanding. "Kemudian RSUD di Jakarta sering kali kekurangan dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Di beberapa rumah sakit, rasio pasien terhadap tenaga medis sangat tinggi, sehingga pelayanan menjadi tidak optimal," ungkap dia.
Kent juga menyoroti birokrasi yang berbelit. Menurut dia, banyak calon pasien merasa kesulitan memahami prosedur yang harus dilalui, terutama bagi mereka yang berasal dari kelompok usia lanjut atau pendidikan rendah.
"Calon Pasien ditaruh di ruang transit untuk menunggu kamar atau menunggu ruang IGD. Dari pihak rumah sakit tidak menjelaskan ini ruang apa. Makanya kadang-kadang suka ada komplain, Masyarakat merasa ditelantarkan," sebut dia.
Baca juga:
DPRD Jakarta Evaluasi Kinerja RSUD, Soroti Pelayanan yang Belum Optimal |