Ketimbang Tahun Ini, APBN 2026 Diyakini Bisa Dorong Ekonomi RI Tumbuh Menjulang

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Ketimbang Tahun Ini, APBN 2026 Diyakini Bisa Dorong Ekonomi RI Tumbuh Menjulang

Husen Miftahudin • 20 August 2025 09:41

Jakarta: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 diperkirakan akan memberikan dorongan yang lebih kuat bagi pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun 2025. Meski kebutuhan pembiayaan tahun depan diproyeksikan lebih besar, pelaksanaan anggaran akan lebih ekspansif sehingga dapat mendukung laju perekonomian nasional.
 
Menurut Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman, realisasi belanja pemerintah tahun ini cenderung tertahan akibat adanya transisi pemerintahan dan proses realokasi anggaran di awal periode. Kondisi tersebut menyebabkan konsumsi pemerintah justru mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal pertama dan kedua.
 
Ia memperkirakan situasi ini tidak akan terulang di tahun depan. "Konsumsi pemerintah di kuartal I dan II 2025 justru negatif akibat transisi pemerintahan dan realokasi anggaran. Tahun 2026 diproyeksikan normal," jelas Helmi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.
 
Meski kebutuhan pembiayaan melalui penerbitan obligasi negara pada 2026 lebih besar dibandingkan tahun ini, Helmi optimistis pasar mampu menyerapnya. Hal ini ditopang oleh membaiknya likuiditas perbankan yang selama ini masih banyak tersimpan di instrumen Bank Indonesia, khususnya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
 
"Likuiditas perbankan yang saat ini masih banyak terparkir di SRBI akan mencari placement baru di SBN (Surat Berharga Negara) atau kredit," jelas Helmi.
 

Baca juga: Bayar Bunga Utang, Pemerintah Rogoh Rp600 Triliun di 2026


(Ilustrasi penghitungan APBN. Foto: dok MI)
 

Suntikan likuiditas penempatan dana pemerintah

 
Selain itu, pemerintah diperkirakan akan menempatkan sebagian dananya di perbankan domestik, bukan hanya di rekening Bank Indonesia. Langkah ini secara langsung akan menambah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan dan memberikan suntikan likuiditas tambahan bagi sektor keuangan.
 
"Penempatan dana pemerintah dari rekening Bank Indonesia ke perbankan akan menambah Dana Pihak Ketiga secara keseluruhan," tambah Helmi.
 
Dengan kombinasi perbaikan realisasi belanja pemerintah dan dukungan likuiditas yang lebih kuat, APBN 2026 diharapkan menjadi motor penggerak baru bagi perekonomian. Kebijakan fiskal yang lebih stimulatif dipandang dapat mengompensasi perlambatan konsumsi pemerintah tahun ini yang sempat menjadi hambatan pertumbuhan. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)