Kamis Pagi, Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.398/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.

Kamis Pagi, Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.398/USD

Husen Miftahudin • 21 September 2023 09:37

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 21 September 2023, rupiah dibuka di level Rp15.398 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 18 poin atau setara 0,11 persen dari Rp15.380 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.396 per USD, turun 22 poin atau setara 0,14 persen dari Rp15.374 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah pada perdagangan di sepanjang hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan kembali ditutup melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.360 per USD hingga Rp15.430 per USD," ungkap Ibrahim dikutip dari analisis harian.

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga
 

Perlambatan ekspor jadi perhatian pasar


Ibrahim mengungkapkan, pasar terus memantau perkembangan perlambatan ekonomi global mulai berdampak terhadap Indonesia, terutama pada ekspor.

Tercatat pada Agustus 2023, ekspor RI terkontraksi minus 21,21 persen secara tahunan (yoy) atau senilai USD22 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh penurunan ekspor semua sektor.

Secara kumulatif, ekspor periode Januari-Agustus 2023 mencapai USD171,52 miliar. Penurunan kinerja ekspor tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga terjadi di banyak negara, akibat melemahnya aktivitas ekonomi dunia.

"Meskipun pertumbuhan ekspor Indonesia secara nilai termoderasi, namun masih menunjukkan peningkatan secara volume. Permintaan ekspor produk unggulan Indonesia masih kuat, tercermin dari pertumbuhan volume ekspor non migas yang masih tumbuh 9,5 persen pada periode Januari-Agustus 2023," papar Ibrahim.

Sementara itu, impor di Agustus 2023 tercatat USD18,88 miliar, terkontraksi 14,77 persen (yoy), terutama bersumber dari penurunan impor bahan baku/penolong dan barang modal, sedangkan impor barang konsumsi masih tumbuh sebesar 15,47 persen (yoy). Secara kumulatif impor periode Januari-Agustus 2023 tercatat USD147,18 miliar.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan Agustus 2023 kembali mencatatkan surplus sebesar USD3,12 miliar. Secara kumulatif dari Januari-Agustus 2023, surplus neraca perdagangan mencapai USD24,34 miliar.

"Dengan demikian, Indonesia telah mengalami surplus perdagangan selama 40 bulan berturut-turut," ungkap Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)