Indikator Terbaru Paparkan Ekonomi AS Rentan Resesi

Amerika Serikat. Foto: Unsplash.

Indikator Terbaru Paparkan Ekonomi AS Rentan Resesi

Arif Wicaksono • 13 August 2024 14:07

New York: Ada indikator resesi baru yang membuat heboh, dan dikatakan ada kemungkinan 40 persen ekonomi Amerika Serikat (AS) sudah berada dalam resesi.
 

Baca juga: Trump Serang Harris atas Isu Perbatasan AS di Wawancara X


Ekonom Pascal Michaillat dan Emmanuel Saez baru-baru ini merilis rincian indikator resesi berdasarkan aturan Sahm.

Aturan Sahm, yang diambil dari nama penciptanya, ekonom Claudia Sahm, menggunakan perbedaan antara rata-rata pergerakan tingkat pengangguran dalam tiga bulan dan level pengangguran terendah dalam 12 bulan terakhir.
 
baca juga:  Kepanikan Mereda, Investor Kembali Borong Saham di Wall Street

Jika perbedaannya setidaknya 0,5 poin persentase, maka AS sudah berada dalam resesi. Aturan ini dipicu bulan ini ketika laporan pekerjaan Juli menunjukkan tingkat pengangguran sebesar 4,3 persen.

Pengukuran yang dilakukan Michaillat dan Saez menggunakan metodologi serupa, namun bersifat dua sisi, yaitu menggunakan pengangguran dan tingkat kekosongan pekerjaan.

Ukuran tersebut menggunakan prosedur aturan Sahm untuk pengangguran dan memasangkannya dengan perbedaan antara rata-rata pergerakan tingkat dalam tiga bulan dan maksimum dalam 12 bulan terakhir.

Ketika indikator menunjukkan perbedaan sebesar 0,3 poin persentase, resesi mungkin telah dimulai. Sedangkan besar selisih 0,8 poin jelas merupakan resesi.

"Dengan menggunakan data dari Juli, indikatornya berada pada 0,5 poin persentase, menunjukkan kemungkinan 40 persen  resesi yang bisa dimulai pada awal Maret (2025), " kata Michaillat dan Saez dalam sebuah makalah, dilansir Business Insider, Selasa, 13 Agustus 2024.

Para ekonom menambahkan indikator tersebut berfungsi untuk memantau resesi sejak 1930. Sedangkan indikator Sahm hanya berfungsi pada 1960.

Sebuah indikator baru dapat membantu para ekonom dan investor untuk lebih memahami jika krisis ekonomi akan segera terjadi.

Meskipun laporan ketenagakerjaan bulan Juli memicu aturan yang ia rintis, Sahm mengatakan ia tidak yakin aturan tersebut kali ini akurat.

“Siklus pandemi ini berbeda dalam banyak dimensi dan telah merusak begitu banyak model ekonomi dan aturannya,” kata Sahm.

Dia menambahkan telah menunggu peraturan yang lebih akurat untuk diterapkan.

"Apa yang sangat saya nantikan adalah seseorang memutuskan memiliki sesuatu seperti ini adalah hal yang menyenangkan dan termotivasi serta melakukannya dengan lebih baik," kata Sahm.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)