Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy Pujianto
Annisa Ayu Artanti • 21 August 2024 16:16
Jakarta: Bank Indonesia mencatat penguatan
rupiah yang terjadi beberapa hari terakhir lebih tinggi dibandingkan penguatan mata uang regional seperti baht Thailand, yen Jepang, peso Filipina, dan won Korea.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada hingga 20 Agustus 2024 menguat menjadi Rp15.430 persen USD.
Angka itu menguat 5,34 persen dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2024. Sementara itu, baht Thailand, yen Jepang, peso Filipina, dan won Korea, masing-masing hanya naik sebesar 4,22 persen, 3,25 persen, 3,20 persen, dan 3,04 persen.
"Penguatan ini lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional," ucap Perry dalam konferensi pers, Rabu, 21 Agustus 2024.
Faktor penguatan rupiah
Perry menjelaskan, nilai tukar rupiah menguat didukung oleh bauran kebijakan moneter Bank Indonesia, meningkatnya aliran masuk modal asing, dan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Dengan perkembangan tersebut, apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, tingkat depresiasi rupiah lebih kecil dari depresiasi rupee India, peso Filipina, dan won Korea.
"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan masih akan cenderung menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen kebijakan Bank Indonesia," ucap dia.
Hal itu diyakini terjadi karena seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.