Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa ayu artanti • 17 September 2024 10:41
Jakarta:
Harga minyak naik sedikit di perdagangan Asia pada perdagangan Selasa. Harga minyak melihat dukungan terus-menerus dari prospek penurunan suku bunga dan gangguan pasokan yang disebabkan oleh Badai Francine.
Namun kenaikan minyak mentah dibatasi oleh kekhawatiran atas melambatnya permintaan, terutama di importir utama Tiongkok setelah serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah dari negara tersebut selama akhir pekan.
Melansir
Investing.com, Selasa, 17 September 2024, harga minyak mentah berjangka Brent yang akan berakhir November naik 0,2 persen menjadi USD72,88 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 0,3 persen menjadi USD69,24 per barel pada pukul 21.07 WIB (01.07 GMT).
Gangguan pasokan dari Badai Francine masih berlanjut
Pihak berwenang AS mengatakan bahwa lebih dari 12 persen produksi minyak mentah dan 16 persen produksi gas alam di Teluk Meksiko masih tidak beroperasi menyusul dampak Badai Francine.
Gangguan yang berkepanjangan pada produksi AS menandakan pasokan yang lebih ketat di negara tersebut, menghadirkan beberapa kenaikan untuk harga minyak mentah.
Namun produsen minyak di wilayah ini terlihat bekerja untuk mengembalikan produksi ke online dalam beberapa hari terakhir, terutama karena Francine mulai melemah setelah mendarat.
Pertemuan the Fed, penurunan suku bunga menjadi fokus
Fokus minggu ini tertuju pada kesimpulan pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga.
Pertaruhan untuk pemangkasan yang lebih besar, sebesar 50 basis poin, meningkat dalam beberapa sesi terakhir, dengan The Fed juga diperkirakan akan memulai siklus pelonggaran mulai Rabu.
Gagasan ini membebani dolar, yang menguntungkan harga minyak. Prospek suku bunga yang lebih rendah juga memberikan prospek yang lebih cerah untuk permintaan minyak, mengingat suku bunga yang lebih rendah mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kekhawatiran permintaan membatasi kenaikan minyak
Namun kenaikan lebih lanjut pada minyak tertahan oleh kekhawatiran yang terus berlanjut atas melambatnya permintaan, terutama di importir utama Tiongkok.
Harga minyak juga mengalami penurunan mendekati level terendah tiga tahun dari minggu lalu, setelah kekhawatiran atas Tiongkok membuat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional memangkas proyeksi permintaan mereka untuk beberapa tahun mendatang.
Serangkaian data ekonomi yang lemah yang dirilis pada akhir pekan menimbulkan lebih banyak kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan di RRT, terutama karena importir minyak terbesar di dunia ini bergulat dengan deflasi.
Kekhawatiran akan perang dagang baru antara RRT dan Barat juga merusak sentimen terhadap negara ini.