Ilustrasi bendera Australia. Foto: iStock.
Fetry Wuryasti • 6 December 2023 11:16
Jakarta: Di tengah situasi dan kondisi inflasi masih menghantui, Bank Sentral Australia memilih untuk tidak menaikkan tingkat suku bunga.
Bank Sentral Australia mempertahankan tingkat suku bunga di 4,35 persen, dengan tingkat inflasi turun dari 5,6 persen menjadi 4,9 persen (yoy). Data pengangguran atau Unemployment Rate Australia justru naik dari sebelumnya 3,6 persen menjadi 3,7 persen.
"Ini melegakan dari sisi rumah tangga, karena Australia merupakan salah satu negara yang rumah tangganya memiliki pinjaman terbesar dengan tingkat suku bunga floating," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu, 6 Desember 2023.
Keputusan untuk mempertahankan tingkat suku bunga, memberikan gambaran inflasi mulai mereda, ditambah dengan melemahnya pasar tenaga kerja. "Artinya kebijakan yang ada saat ini dapat dianggap sudah berhasil untuk dapat mengendalikan inflasi," kata Nico.
Ditahannya tingkat suku bunga Bank Sentral Australia juga telah mendorong mata uang dolar Australia melemah disertai dengan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah. "Ekspektasi pasar adalah, melihat laju inflasi dapat terus turun atau tidak," papar dia.
Gubernur Bank Sentral Australia Michele Bullock mengatakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi hanya berfungsi untuk menciptakan keseimbangan yang lebih berkelanjutan antara penawaran dan permintaan secara agregat.
Mempertahankan tingkat suku bunga ditujukan untuk memberikan waktu untuk menilai dampak dari kenaikkan tingkat suku bunga terhadap permintaan, inflasi, dan pasar tenaga kerja.
Alhasil pelaku pasar dan investor mulai kembali memangkas spekulasi kenaikan tingkat suku bunga Australia lanjutan. Spekulasi turun dari 40 persen menjadi 30 persen untuk paruh pertama 2024.
"Namun, belakangan Bank Sentral Australia memang salah satu yang paling terakhir dalam menaikkan tingkat suku bunga, dibandingkan dengan Bank Sentral AS The Fed, Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) dan Bank Sentral Kanada," kata Nico.
Baca juga: Suku Bunga Sudah Tinggi, The Fed Mulai Bergerak Hati-hati