Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Pol dr. Martinus Ginting (kanan). Foto: ANTARA/Ilham Kausar.
Fachri Audhia Hafiez • 10 December 2025 19:40
Jakarta: Biro Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Rodokpol) Pusdokkes Polri menyebutkan menghirup karbon monoksida (CO) menjadi penyebab utama kematian para korban kebakaran di Rumah Toko (Ruko) Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat. Peristiwa itu menewaskan 22 orang.
"Berdasarkan pemeriksaan, baik luar maupun laboratorium, kami bisa mengambil kesimpulan bahwa adanya kematian disebabkan karena menghirup udara CO (karbon monoksida) itu," kata Kabidyandokpol Pusdokkes Polri Kombel Ahmad Fauzi saat konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, dikutip dari Antara, Rabu, 10 Desember 2025.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes dr. Martinus Ginting, menyebutkan ketika tubuh normal, di dalam darah terdapat hemoglobin dan oksigen (O2). "Ketika ada karbon monoksida (CO) dihirup oleh manusia maka itu sangat berbahaya karena CO itu mengikat hemoglobin dalam darah jauh lebih kuat daripada oksigen," kata Martinus.
Akibatnya, lanjut dia, menghalangi sel darah merah mengangkut oksigen ke organ vital seperti otak dan jantung sehingga dapat menyebabkan kerusakan organ, masalah jantung, gangguan neurologis, hingga kematian.
"Sehingga orang tersebut tidak bisa bernafas, makanya ada pemeriksaan darah, kadar CO-nya tinggi, kira-kira seperti itu," kata Martinus.
Garis polisi masih melintang di depan Ruko Terra Drone. Foto: ANTARA/Khaerul Izan.
Sebelumnya, RS Polri telah merampungkan identifikasi sebanyak 22 jenazah korban kebakaran di Ruko Terra Drone. Identitas 22 korban tersebut yaitu:
- Rufaidha Lathiifunnisa (22, perempuan)
- Novia Nurwana (28, perempuan)
- Yoga Valdier Yaseer (28, laki-laki)
- Pariyem (31, perempuan)
- Ninda Tan (32, perempuan)
- Muhammad Ariel Budiman (24, laki-laki)
- Mochamad Apriyana (40, laki-laki)
- Della Yohana Simanjuntak (22, perempuan)
- Nazaellya Tsabita Nurazisha (27, perempuan)
- Athiniyah Isnaini Rasyidah (18, perempuan)
- Siti Sa'addah Ningsih (24, perempuan)
- Emilia Salim Tan (43, perempuan)
- Ervina (25, perempuan)
- Chandra Faajriati Khasanah (19, perempuan)
- Tahsya Larasati Ramadhani (25, perempuan)
- Sendy Wijaya (37, laki-laki)
- Rayhansyah Pinago Sipahutar (24, laki-laki)
- Chintia Leni Novaressa (29, perempuan)
- Rosdiana (26, perempuan)
- Muh Ikhsanul Mirja (27, laki-laki)
- Syaiful Fajar (38, laki-laki)
- Assyifa Mulandar (25, perempuan)